Sumber goresan pena diambil dari artikel yang dibentuk oleh Dody M. Kholid, S.Pd, M.Sn (Dosen seni musik Universitas Pendidikan Indonesia).
Musik ialah salah satu bidang seni yang mengolah suara dan jeda/hening sebagai materi bakunya. Bunyi bukan hanya diolah secara kerangka harmoni dan alur melodi saja, akan tetapi juga wacana pola ritmis, tempo, ekspresi dan jeda atau membisu tanpa suara merupakan unsur dari pengolahan musik. Musik bukan saja komposisi yang selalu utuh disajikan secara berdikari atau disajikan secara khusus untuk kepentingan musik, akan tetapi musik sanggup saja dikolaborasikan dengan cabang seni lainnya. Salah satu bentuknya ialah dengan pengkolaborasian bersama seni tugas atau teater, yaitu bentuk pertunjukan panggung dari kiamat pertengahan.
Dalam pertunjukan teater maupun Tari, musik sangatlah dekat kaitannya, sehingga ada yang menyebutkan pertunjukan teater atau tari dengan didukung bintang film dan penari yang baik pun akan masih terasa “hambar” jikalau tidak didukung oleh penataan musik yang sesuai dengan konteks kisah yang disajikan. Musik pada pertunjukan teater semenjak kemunculannya sampai kini masih menjadi polemik. Terjadinya polemik dikarenakan pada setiap pembicaraan wacana teater, orang tidak banyak yang menyinggung wacana keberadaan musik dalam teater. Hal ini disebabkan oleh banyaknya orang yang beranggapan bahwa pertunjukkan teater ialah pertunjukan seni peran, yang didalamnya hanya menceritakan wacana satu alur kisah saja. Anggapan ibarat itu tentu saja sangat menyempitkan arti teater itu sendiri, lantaran pada pada dasarnya pertunjukan teater ialah pertunjukan dari campuran antara semua unsur seni ( peran, musik, tari, rupa, sastra ), yang semua itu memerlukan fatwa dan keselarasan pada naskah yang akan dipentaskan,berbeda halnya dalam pementasan tari
Keberadaan musik pada teater dan tari sangatlah penting, lantaran selain kuat terhadap bintang film dan penari ( emosi bintang film dan penari sanggup dicapai melalui musik ), juga kuat terhadap emosi penonton dalam menuntun atau mengapresiasi sebuah karya teater atau tari. Musik untuk teater dan tari pada penggarapannya sangatlah bebas bentuknya, dalam arti musik diubahsuaikan dengan adegan pada naskah. Meskipun demikaian, musik pada teater/tari bukanlah sekedar musik “pelengkap” yang hanya berfungsi sebagai “pengekor” pada naskah. Pada proses penggarapan musik harus selalu ada akad antara seorang penata musik, sutradara dan pemain wacana kesesuaian musik dengan adegan atau sebaliknya, adegan yang menyesuaikan terhadap musik. Musik pada pertunjukan teater/tari memang bukan untuk disajikan untuk keperluan pementasan musik, melainkan satu kesatuan yang berfungsi sebagai media untuk memperkuat dalam pengungkapan apa yang dimaksud dari naskah yang akan dipentaskan. Salah satu contoh, terdapat sebuah adegan yang tidak sanggup atau mustahil digambarkan secara visual oleh bintang film atau penari, maka musik yang memungkinkan untuk mengungkapkan atau menggambarkan dalam bahasa musik wacana apa yang dimaksud oleh adegan tersebut, dalam hal ini penata musiklah yang harus berperan.
0 Komentar untuk "Keberadaan Musik Dalam Seni Teater Dan Tari"