Minahasa yaitu salah satu wilayah yang ada di Provinsi Sulawesi Utara yang mempunyai jenis kesenian tradisional “Musik Bambu”. Klasifikasi kesenian tradisional musik bambu ini termasuk dalam kategori musik orkestra instrumental dengan cara memainkannya yaitu ditiup. Keberadaannya di tanah Toar-Lumimuut 9cikal bakal etnis Minahasa) diawali dengan satu jenis alat musik tiup yaitu suling (seruling) atau yang disebut juga “bangsing”. Kemudian dalam perkembangannya dilengkapi dengan jenis musik tiup lainnya ibarat korno, klarinet, sxsofon dan bas (overton, cello dan tuba), juga jenis alat musik tambahan lainnya yang tidak ditiup antara lain bas drum (tambur besar), snar drum (tambur kecil), symbal dan kapuraca sebagai pemanis bunyi dan harmonisasi musik instrumentalia. Satu kelompok musik bambu biasanya beranggotakan sekitar 20-50 orang, yang masing-masing mempunyai alat musik untuk ditiup atau ditabuh dan lainnya.
Pada awalnya musik bambu tiup dikenal warga masyarakat di sulawesi Utara sekitar era 18 melalui adanya sekolah-sekolah Zending yang didirikan oleh bangsa barat. Di sekolah-sekolah ini diajarkan seni bunyi yang kemudian diiringi dengan musik terutama suling dan musik tiup lainnya. Kesenian ini sanggup berkembang di Minahasa alasannya ditunjang dengan tersedianya atau gampang diperolehnya materi baku bambu, juga didukung oleh minat dan talenta serta perhatian warga masyarakat terhadap seni musik tersebut.
Pertunjukan atau atraksi kelompok musik bambu biasanya ditampilkan pada acara-acara atau hajatan masyarakat ibarat pada pesta perkawinan, upacara kematian (pemakaman jenazah), penjemputan tamu (para pejabat pemerintah dan lainnya) dan pada peringatan hari-hri raya nasional juga dalam kegiatan masyarakat yaitu perayaan hari ulang tahun, syukuran baptisan dan lainnya. Teristimewa pada pertunjukan yang paling bergengsi musik bambu di Minahasa terlihat melalui keterlibatan masyarakat dan derma generasi muda dalam kiprahnya ikut memainkan musik ini.
Demikian pula banyak warga dan kaum muda yang gemar mendengar musik ini, bahkan ada yang telah merekamnya atau mempunyai kaset rekamannya sehingga sanggup didengar dimana saja baik di rumah, kendaraan beroda empat dan di tempat lainnya. Sehubungan dengan itu, maka antisipasi para pelaku seni dalam mempertahankan kesenian khas musik bambu Minahasa ini yaitu berupaya terus untuk meningkatkan mutu/kualitas bunyi irama yang serasi melalui penyajian lagu-lagu yang tidak terbatas pada lagu kawasan saja melainkan sanggup tampil dengan lagu-lagu yang digemari masyarakat umum sebagai konsumen. Juga melaksanakan regenerasi pelaku seni oleh para pelaku seni senior semoga sanggup dilestarikan oleh generasi selanjutnya.
0 Komentar untuk "Musik Bambu Minahasa"