Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, pekerjaan yang dilakukan gotong royong akan terasa lebih menyenangkan. Secara ilmiah, pepatah ini nampaknya ada benarnya. Sebab para peneliti telah menemukan bukti bahwa otak insan memang diciptakan untuk bekerja sama.
Para peneliti harus jauh-jauh menelusuri hutan di Ekuador untuk mengamati contoh lagu burung gelatik ekor polos untuk sanggup menciptakan kesimpulan ini. Gelatik jenis ekor panjang mempunyai ritual bernyanyi bersama secara terpadu dalam contoh ABCD. Gelatik pria menyanyikan pecahan A dan pecahan C, dan Gelatik wanita bernyanyi pecahan B dan pecahan D.
Peneliti mengamati acara wilayah otak yang beperan dalam sikap menyanyi pada Gelatik. Mereka menemukan bahwa neuron bereaksi lebih berpengaruh terhadap lagu duet, lebih berpengaruh dari saat menyanyikan bagiannya sendiri saja.
"Bahkan, respons otak terhadap lagu duet lebih berpengaruh daripada yang respon terhadap bunyi lain. Tampaknya otak burung-burung Gelatik ini terkoneksi untuk bekerja sama," kata peneliti Eric Fortune, neuroscientist di Johns Hopkins.
Meskipun penelitian ini hanya pada burung, Fortune menyampaikan bahwa otak binatang vertebrata (termasuk burung, manusia, ikan kucing, dan beruang) mempunyai banyak kemiripan. Penemuan ini mendukung pernytaan bahwa bahkan insan dibentuk untuk bekerja sama.
"Kami menemukan bahwa otak tiap akseptor individu lebih suka melaksanakan acara gotong royong di atas aktivitasnya sendiri," kata Fortune ibarat dikutip dari HuffingtonPost, Selasa (8/11/2011).
Demikian pula penelitian terbaru di jurnal Current Biology menawarkan bahwa bawah umur insan lebih menikmati bekerja secara berkelompok dibandingkan dengan simpanse. Anak berusia 3 tahun dalam penelitian ini menentukan untuk bekerja sama sebanyak 78 persen dari waktunya untuk menuntaskan tugas, sedangkan monyet hanya bekerja sama sebanyak 58 persen dari waktu yang diperlukan.
Para peneliti harus jauh-jauh menelusuri hutan di Ekuador untuk mengamati contoh lagu burung gelatik ekor polos untuk sanggup menciptakan kesimpulan ini. Gelatik jenis ekor panjang mempunyai ritual bernyanyi bersama secara terpadu dalam contoh ABCD. Gelatik pria menyanyikan pecahan A dan pecahan C, dan Gelatik wanita bernyanyi pecahan B dan pecahan D.
Peneliti mengamati acara wilayah otak yang beperan dalam sikap menyanyi pada Gelatik. Mereka menemukan bahwa neuron bereaksi lebih berpengaruh terhadap lagu duet, lebih berpengaruh dari saat menyanyikan bagiannya sendiri saja.
"Bahkan, respons otak terhadap lagu duet lebih berpengaruh daripada yang respon terhadap bunyi lain. Tampaknya otak burung-burung Gelatik ini terkoneksi untuk bekerja sama," kata peneliti Eric Fortune, neuroscientist di Johns Hopkins.
Meskipun penelitian ini hanya pada burung, Fortune menyampaikan bahwa otak binatang vertebrata (termasuk burung, manusia, ikan kucing, dan beruang) mempunyai banyak kemiripan. Penemuan ini mendukung pernytaan bahwa bahkan insan dibentuk untuk bekerja sama.
"Kami menemukan bahwa otak tiap akseptor individu lebih suka melaksanakan acara gotong royong di atas aktivitasnya sendiri," kata Fortune ibarat dikutip dari HuffingtonPost, Selasa (8/11/2011).
Demikian pula penelitian terbaru di jurnal Current Biology menawarkan bahwa bawah umur insan lebih menikmati bekerja secara berkelompok dibandingkan dengan simpanse. Anak berusia 3 tahun dalam penelitian ini menentukan untuk bekerja sama sebanyak 78 persen dari waktunya untuk menuntaskan tugas, sedangkan monyet hanya bekerja sama sebanyak 58 persen dari waktu yang diperlukan.
0 Komentar untuk "Otak Diciptakan Untuk Bekerjasama"