Sejarah Peradaban Yunani Kuno


1. Letak geografis Peradaban Yunani Kuno

Wilayah Yunani merupakan wilayah maritim artinya wilayah tersebut dikelilingi oleh laut, kecuali sebelah Utara yang berbatasan dengan Yugoslavia, Bulgaria, dan Turki, sedangkan di penggalan Barat berbatasan dengan Laut Ionia, penggalan Selatan dengan Laut Tengah dan penggalan Timur dengan Laut Aegea.

Selain dikelilingi laut, di wilayah Yunani terdapat pegunungan kapur dengan lembah-lembah yang terjal. Kondisi ini membentuk kelompok-kelompok masyarakat yang terpisah-pisah dan mandiri. Keadaan geografis ini membuat bangsa Yunani kuno hidup sebagai pedagang, walaupun tanahnya yang kurang subur sebagian di antaranya hidup sebagai petani gandum.

2. Penduduk Peradaban Yunani Kuno

Bangsa orisinil yang mendiami wilayah Yunani ialah bangsa Akaia, beberapa usang kemudian berdatangan secara bergelombang bangsa-bangsa dari wilayah lain, menyerupai Achean (1500-1300 SM), Aeolia (2000 SM), Ionia (1400 SM) dan Doria (1150 SM). Sebelum kedatangan bangsa asing, Akaia telah mempunyai peradaban yang maju, di antaranya dikenal dengan nama Peradaban Minos (Minoa) dan Mikena (Mycenae).

Percampuran bangsa Achean dengan bangsa Akaia menghasilkan kebudayaan kuno yang kuat terhadap kebudayaan pada generasi berikutnya dan meluas ke aneka macam wilayah di Eropa, salah satunya ialah kepercayaan kepada banyak dewa.

3. Peradaban Awal Yunani Kuno


Parthanon, hasil budaya Athena kuno.
a) Peradaban Pulau Kreta
Kebudayaan yang ditemukan di Pulau Kreta ialah kebudayaan Minos (Minoa). Nama Minos diambil dari nama raja yang pernah berkuasa, yakni Raja Minos. Kebudayaan ini terlahir dari penduduk orisinil orang Yunani. Kebudayaan Pulau Kreta menyisakan bangunan-bangunan bau tanah tersusun dengan tata kota yang rapih.

Peninggalan kebudayaan Pulau Kreta ditemukan pada tahun 1900 oleh Sir Arthur Evans dikala dilakukan penggalian istana Knossos. Istana Knossos dibentuk dengan indah yang di dalamnya terdapat ruang pertemuan antarmenteri.

Selain itu, keberadaan peradaban ini didapat pada kisah Yunani Kuno, Odysseus karangan Homerus. Di dalam ceritanya digambarkan bahwa Kreta sebagai Kerajaan sembilan puluh kota yang makmur. Sebagai negara maritim, masyarakat Pulau Kreta sudah melaksanakan perdagangan dengan negara-negara tetangga, menyerupai Mesir, Pulau Sicilia, Syria dan AsiaKecil. Nama pelabuhan yang terkenalnya ialah Phaestus.

Bangsa Pulau Kreta sudah mengenal tulisan, ini dibuktikan dengan inovasi tiga manuskrip. Huruf yang terdapat pada manuskrip-manuskrip tersebut ialah pictograf, namun aksara tersebut masih sukar dibaca tetapi 88 simbol di antaranya sudah sanggup diterjemahkan oleh Michael Ventris pada 1953.

Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Pulau Kreta ialah Polytheisme, sebagai yang kuasa utama ialah Dewi Kesuburan atau Ibu Agung. Ibu Agung mempunyai bawahan yang bernama Velhanos, ia digambarkan sebagai sosok seorang lelaki yang mempunyai kekuatan luar biasa dan disamakan dengan kekuatan banteng.

Sejarah peradaban Minos dibagi dalam tiga tahap, yaitu Minos Kuno (3500-2300 SM), Minos Tengah (2300-1600 SM) dan Minos Akhir (1600-1100 SM). Puncak kejayaannya terjadi pada 1700-1400 SM, secara perlahan mengalami kemunduran akhir serbuan bangsa Achea ke Yunani dan sering terjadinya bencana alam. Kebudayaan Minos melahirkan kebudayaan-kebudayaan yang sangat kuat terhadap Yunani, tidak hanya itu kebudayaannya pun berkembang hingga ke Eropa dan menjadi cikal-bakal peradaban selanjutnya.

b) Peradaban Pulau Mycenae
Selain ditemukannya kebudayaan Minos, para jago menemukan pula kebudayaan Pulau Mycenae. Penemuan kebudayaan tersebut memperlihatkan bahwa kebudayaan Mycenae mengalami kemajuan bersamaan dengan kebudayaan Minos yang sedang mengalami kemunduran. Awalnya Mycenae merupakan penggalan dari kerajaan yang berada di Pulau Kreta, namun Mycenae mulai memainkan peranan dalam perdagangan dan kemudian berdiri menjadi besar.

Walaupun hidup dalam zaman yang sama dengan Pulau Kreta, Mycenae mempunyai kebudayaan yang berbeda, ini sanggup dilihat pada bentuk bangunannya yang lebih kokoh. Pada tahun 1981 dilakukan penggalian bekas kebudayaan Mycenae dan ditemukan sisa-sisa kota berlapis sembilan. Lapisan yang dimaksud ialah tingkatan-tingkatan tanah yang ditandai dengan bentuk sisa-sisa kota berbeda di setiap tingkatnya. Pada salah satu lapisan tersebut diperkirakan sebagai kota Troya menyerupai yang diceritakan Homerus dalam buku Illyas.

4. Sparta

Secara geografis Yunani mempunyai jajaran pegunungan yang membentang ke segala penjuru. Dalam kondisi geografi menyerupai ini, orang-orang Yunani hidup secara berkelompok, sebab sukarnya transportasi dan komunikasi maka setiap kelompok memperkuat wilayahnya dan hidup secara sanggup berdiri diatas kaki sendiri membangun sebuah negara kota yang mereka namakan polis. Polis Sparta terlahir semenjak kedatangan bangsa Doria yang jago berperang tiba ke Yunani di Lacottia, Peloponessos penggalan Timur. Tahun 736-716 SM terjadi perang Messenia I, pada dikala itu Sparta menyerang orang Messania yang tinggal di sebelah Barat Peloponessos dan berhasil dikuasai.

Orang Messania dijadikan helot (petani yang mengerjakan tanah negera). Tahun 650-630 terjadi Perang Messenia II, kala itu terjadi pemberontakan orang Messenia yang ingin melepaskan dari kekuasaan Sparta namun perang ini sanggup ditumpas. Kekuatan Sparta menimbulkan kekuasaannya semakin meluas di wilayah Peloponessos kecuali Argois dan Achaea. Dalam keadaan menyerupai ini Sparta harus memperkuat dirinya dengan sistem pemerintahan dan pertahanan yang kokoh dari serbuan para pemberontak.

Dengan alasan tersebut maka seorang negarawan Sparta yang bernama Lycurgus menggariskan pembaharuan terhadap peraturan dan undang-undang yang mesti ditaati oleh setiap penduduk di wilayah Peloponessos. Di antaranya ialah peraturan wajib militer bagi setiap anak pria yang sudah menginjak umur 7 hingga 60 tahun tahun, sedangkan anak wanita tidak diberlakukan demikian.

Sistem pemerintahan di Sparta mempunyai corak menyerupai berikut.

(a) Kepala pemerintahan sekaligus panglima militer ialah dua orang raja dengan kekuasaan tak terbatas dan dilanjutkan secara turun menurun kepada anaknya.
(b) Ephor ialah dewan yang terdiri dari 5 orang, bertugas membantu kepala pemerintahan. Pada kenyataanya Ephor yang menjadi kepala pemerintahan yang sebenarnya.
(c) Apella ialah dewan yang berganggotakan semua warga negara Sparta.
(d) Dewan Penatua ialah 28 anggota dewan yang sudah berusia 60 tahun ke atas.

Dalam sidang dewan, Dewan Penatua mengajukan usulan undang-undang kepada Apella, kemudian Apella mempertimbangkan usulan, masukan dan memutuskan, namun Dewan Penatua sanggup memveto keputusan Apella seandainya terjadi kejanggalan. Apabila tidak ditemukan titik temu maka Ephor yang memutuskan.

5. Athena

a. Pemerintahan
Orang Athena ialah orang pendatang dari bangsa Ionia, mereka tinggal di Attica. Dibandingkan dengan Sparta, orang-orang Athena hidup lebih bebas dan sanggup membuatkan kemampuan dalam bidangnya, menyerupai filsafat, seni pahat dan teater.

Sistem pemerintahan di Athena diatur oleh seorang negarawan yang berjulukan Solon (594 SM). Aturan yang dibentuk oleh Solon merupakan pengganti undang-undang buatan Draconia yang ditentang oleh orang-orang golongan bawah dengan alasan merasa dirugikan. Untuk menghindari pertumpahan darah, Solon mengatur perubahan undang-undang yang telah ada dengan cara menghapus sistem perbudakan, memberi lahan garapan gres kepada budak yang telah merdeka, petani gandum yang berutang banyak diberi lahan gres untuk membudidayakan anggur dan membentuk forum pengadilan yang telah dipilih oleh rakyat.

Untuk menjamin berjalannya pemerintahan dengan benar, Athena memperkenalkan sistem pemerintahan demokrasi dengan kekuasaan tertinggi berada di tangan para dewan direktur (archon) sebanyak 9 orang yang dianggap mewakili rakyat. Dalam jalannya pemerintahan, archon mendapat pengawasan ketat dari dewan  pengawas (aeropagos) yang merangkap sebagai ketua pengadilan.

Cleisthenes memperkenalkan sistem ostracisme, yaitu hak warga Yunani untuk mengganti dan mengasingkan penguasa yang dianggap berkuasa secara berlebihan. Dengan demikian, pemerintahan pun mendapat pengawasan eksklusif dari rakyatnya. Keadaan negara yang kondusif menyerupai ini, dimana hak setiap setiap warga negara sama dan bebas mengeluarkan pendapat, Athena melahirkan para pemikir yang jago dalam bidang filsafat, hukum, tata negara bahkan matematika yang digunakan hingga sekarang, seperti Plato, Socrates, Aristoteles, Phytagoras, Hippocrates, dan lain-lain.

b. Perang Persia dan Yunani
Persia berhasil masuk dan menguasai penggalan Yunani tahun 556 SM, pada kala itu Persia dipimpin oleh Raja Cyrus. Keberadaan orang Persia, tidak disenangi oleh orang-orang di wilayah Yunani. Pada tahun 499 SM Aristogoras dan Milletus mencoba melaksanakan pemberontakan dan dibantu oleh orang-orang Athena dan Eretria dengan mengirim 25 buah kapal perang. Tetapi pemberian tidak bisa menandingi kekuatan maritim pasukan Persia, pemberontak-an tersebut dikalahkan. Kala itu Persia di bawah pimpinan Raja Darius.

Keterlibatan Athena dan Eretna diketahui oleh Darius maka tahun 492 SM dikirim pasukan maritim Persia untuk melaksanakan penyerangan ke Yunani. Penyerangan kali ini, Persia mengalami kegagalan sebab terjadi angin puting-beliung di Gunung Athos dan menghancurkan kapal perangnya.

Usaha Darius terus dilanjutkan dengan ekspedisi kedua pada tahun 490 SM. Saat itu, Persia menyerang Yunani dari Laut Aegea dengan mendarat di Marathon dan menghancurkan Eretria dan Athena. Di bawah pimpinan Miltiades, Athena berhasil memukul mundur pasukan Persia dari Yunani. Pada masa inilah muncul kisah Marathon, yaitu kisah seorang lelaki yang berlari sejauh 40 km untuk mengabarkan informasi kedatangan pasukan Persia di Marathon.

Pada tahun 490 SM terjadi ekspedisi ketiga usaha perluasan Persia ke Yunani melalui darat dengan jumlah pasukan yang sangat besar, bahkan lebih banyak dari gabungan seluruh pasukan Yunani. Akibatnya, keperkasaan dan usaha pasukan Yunani yang dipimpin oleh Leonidas gagal menahan serangan Persia dari darat, bahkan pasukan Persia berhasil menguasai dan mengkremasi kota Athena.

Pada tahun 480 SM, kekuatan armada maritim Athena di bawah pimpinan Themistocles berhasil menghancurkan kekuatan Persia di Salamis. Kemenangan ini merupakan awal dari kemenangan Yunani atas Persia, dilanjutkan setahun kemudian giliran pasukan Sparta mengalahkannya di Myclae.

c. Kejayaan Athena di Yunani
Kemenangan angkatan maritim Athena dikala menghadapi pasukan Persia, menarik minat polis-polis di Yunani tertarik untuk berkoalisi dengan Athena dan membentuk Liga Delia pada tahun 478 SM, Athena sebagai ditunjuk pemimpin liga. Liga Delia mengubah kebijakan politik luar negeri Athena terutama dikala di bawah pimpinan Pericles, dengan menjadikan liga sebagai kaki tangan Athena.

Pericles membuat peraturan perpajakan yang dipungut dari polis-polis Liga Delia sehingga Athena mengalami kemajuan yang pesat dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan. Kota Athena dipercantik dengan berdirinya bangunan yang tinggi dan membuat benteng yang panjang dari Athena ke Piraueus.

Pericles juga membuatkan ilmu pemerintahan demokrasi menjadi lebih baik dengan menawarkan kebebasan setiap individu untuk bekerja, mengeluarkan pendapat, dan memilih pilihan hidiupnya sendiri.

d. Kemunduran Athena di Yunani
Awal kemunduran Athena ditandai dengan terjadinya perselisihan antara polis Corinthus dan Corcyca. Athena bersama Liga Delia membantu Corcyca, sedangkan Corinthus membantu Liga Peloponnessos. Kedua kekuatan polis di Yunani saling bersaing dan terjadilah perang Peloponnessos (431-404 SM).

Perjanjian hening yang dilakukan antara Athena dan Sparta tahun 421 tidak berarti bagi keduanya dan hanya bisa bertahan selama 1 tahun. Persekutuan Sparta dengan Persia berhasil menurunkan mental pasukan Athena, dan berhasil mengubah kejayaan Athena menjadi kehancuran terutama sesudah kekalahan perang di Aegosopotami tahun 405 SM. Setahun kemudian dilakukan perjanjian damai, Athena sebagai pihak yang kalah diharuskan merobohkan benteng panjang dan menjadi penggalan dari koloni Sparta.

6. Kerajaan Macedonia

Perang Athena dan Sparta tidak berhenti seketika, namun berjalan sangat panjang dan usang hingga kedua polis tersebut sudah tidak mempunyai kekuatan pertahanan lagi. Keadaan jelek ini tidak hanya terjadi pada Athena dan Sparta, namun merebak hingga ke seluruh Yunani. Sehingga dengan sendirinya, Yunani pun menjadi lemah tidak sekuat dikala menghadapi pasukan Raja Darius dari Persia.

Tidak adanya persatuan dan melemahnya kekuatan di Yunani, dimanfaatkan oleh Raja Philipus, raja Macedonia. Tahun 338 SM, Raja Philipus menyerang Yunani di wilayah kota Chaerona, keberhasilannya meluas hingga ke seluruh kota di Yunani. Raja Philip mempunyai hasrat ingin menguasai Persia, namun usaha tersebut tak sanggup direalisasikannya sebab terbunuh oleh pengawal pribadinya.

Iskandar Zulkarnaen (Alexander Agung) 
putra Philip melanjutkan impian ayahnya untuk menguasai Persia. Perjalanannya ke Persia dimulai dengan ditaklukannya negara Asia Kecil pada tahun 333 SM dan dilanjutkan dengan menyerang Persia yang dipimpin Raja Darius III di kawasan Isos.

Kemenangan Macedonia atas Persia tidak membuat Iskandar Zulkarnaen berhenti, namun ekspansinya dilanjutkan hingga ke negara-negara di mesopotamia menyerupai Syria dan Palestina, kemudian Mesir. Di Mesir, Iskandar Zulkarnaen mendirikan sebuah kota yang dinamainya Iskandariyah (Alexandria).

Tahun 330 SM, Iskandar Zulkarnaen terus maju hingga ke India, namun sebab ada penolakan dari pasukannya dengan alasan kelelahan maka perluasan tidak boleh dan diputuskan kembali ke Susa, Persia. Dalam perjalanan pulang Iskandar Zulkarnaen wafat di Babylonia, insiden ini terjadi pada tahun 323 SM.

Penaklukan Kerajaan Macedonia ke Persia menjadikan terciptanya kebudayaan gres sebagai perpaduan kebudayaan Yunani (Hellas) dengan Persia dan Mesir. Kebudayaan ini dinamakan dengan Hellenisme, sentra kebudayaannya berada di kota Iskandariyah. Sepeninggalnya Iskandar Zulkarnaen, Kerajaan Macedonia terbagi menjadi tiga negara kecil (diadochos) yang masing-masing dipimpin oleh seorang jenderal. Ketiga kerajaan tersebut antara lain:

(a) Kerajaan Mesir dipimpin oleh Ptolomeus, mencakup Mesir Palestina dan Cyprus.
(b) Kerajaan Macedonia dipimpin oleh Antigonus, mencakup Yunani, Balkan dan Asia Kecil.
(c) Kerajaan Syria dipimpin Seuleucos, mencakup Syria, sebagian Asia Kecil, sebagian India. 

7. Kepercayaan Peradaban Yunani Kuno

Sejak peradaban awal hingga kerajaan, masyarakat Yunani mempercayai banyak dewa. Dewa ini digambarkan menyerupai manusia, tetapi mempunyai kekuatan dan keindahan yang lebih dibandingkan insan dan hidup abadi. Dewa-dewa ini tinggal di Gunung Olympus, dengan Dewa Zeus sebagai yang kuasa tertinggi. Sebagai penghormatan, dibuatlah Kuil Dewa Zeus yang ditempatkan di perbukitan Gunung Olympus. 

Sosok yang kuasa digambarkan sama dengan kehidupan manusia, bisa saling berpasangan baik sifat (baik dan buruk) maupun jenis kelaminnya (dewa dan dewi) bahkan saling berperang satu dengan lainnya. Dewa-dewa yang dipuja diubahsuaikan dengan pilihan masing-masing atau menurut jenis usaha yang dijalani, contohnya Apollo sebagai yang kuasa kesenian dan matahari, Artemis sebagai dewi bulan dan pemburu, Area sebagai yang kuasa perang, Athena sebagai dewi kearifan dan ilmu pengetahuan, Poseidon sebagai yang kuasa laut, Demeter sebagai dewi tanaman, Hefaistus sebagai yang kuasa api, dan sebagainya.

Sebagai penghormatan orang Yunani tidak banyak membangun kuil-kuil peribadatan, namun membuat altar peribadatan dengan pendeta yang kebanyakan terdiri dari kaum perempuan. Olympiade yang dikenal kini ini ialah sisa peninggalan kebudayaan Yunani kuno, pada dikala itu orang Yunani setiap 4 tahun sekali melaksanakan pameran pertandingan olahraga antar polis-polis.

8. Peninggalan Kebudayaan Peradaban Yunani Kuno

Seni pahat dan bangunan menjadi salah satu pujian Yunani masa kemudian dan sekarang. Peninggalan-peninggalanya dibangun dengan gaya arsitektur yang tinggi juga kokoh, contohnya Acropolis yang dibangun pada masa peradaban Mycenae, Epidaurus (gedung kesenian) Kuil Pathenon (Kuil Dewi Athena), Kuil Erectheum.

Karya sastra yang ditulis lebih banyak menceritakan wacana usaha (heroik), menyerupai Homerus yang mengarang Illyas (penyerbuan ke Troya, sekitar tahun 11194 SM) dan Odyssea (pengembaraan Odyssea sesudah perang Troya), kisah perang Yunani dan Persia karya Herodotus dan kisah wacana perang Sparta dan Athena karya Thuchydiades.

Tidak jarang pula ditemukan sastra yang berisi kisah lucu karya Aristofane, dan kisah bencana karya Aiskhilos dan Sofokles. Dalam bidang ilmu pengetahuan, orang Yunani yang menjadikan konsep alam dan hidup keseharian insan ke dalam bentuk filsafat. Filsafat ini berisi kecerdikan sehat dalam bentuk metode yang masuk kecerdikan (logis) dan penyelidikan suatu objek pengamatan hingga ke penggalan terkecil.

Tokoh-tokoh filsuf (ahli filsafat) asal Yunani yang dikenal hingga kini di antaranya:

(a) Thales, ialah Bapak Pengetahuan Yunani yang mengambil pelajaran astronomi dari Mesir dan Persia.
(b) Socrates, jago etika dan kesusilaan.
(c) Plato, jago bidang tata negara dan hukum.
(d) Pithagoras, jago matematika dan ilmu ukur.
(e) Hippocrates, jago kedokteran.
(f) Heraclitus, jago ilmu pengetahuan alam.

Pada masa kekuasaan Iskandar Zulkarnaen dari Macedonia, kebudayaan adonan antara Asia dan Eropa atau kebudayaan Hellenisme berkembang dengan cepat dan sangat maju jika dibandingkan dengan kebudayaan asalnya. Kota Iskandariyah merupakan sentra kebudayaan yang dibentuk oleh Iskandar Zulkarnaen mengasilkan jago filsafat yang termasyhur yaitu Erastothenes dan Aristarchus, keduanya merupakan jago dalam bidang  astronomi dan geografi.

Referensi :  Materisma


Related : Sejarah Peradaban Yunani Kuno

0 Komentar untuk "Sejarah Peradaban Yunani Kuno"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)