Optimisme ialah suatu sikap penuh dengan keyakinan tinggi dalam mengahadapi permasalahan kehidupan didunia ini, dan dimasa depan akan meraih kesuksesan yang telah dicita-citakan sebelumnya.
Optimisme ialah sebuah sikap yang akan mendorong seorang individu untuk terus berusaha pantang mengalah guna mencapai tujuan dan impian yang diinginkan, walaupun seberat apapun problematika yang dihadapi namun dengan adanya keteguhan dan sikap optimisme akan mengakibatkan seseorang sanggup menghadapinya dan mencari problem solving.
Namun dalam bersikap optimis yang berlebihan akan membawa sesorang kedalam kesombongan dan akan membawanya dalam jurang kehancuran.
Dengan demikian haruslah kita bersikap optimis dengan mengimbanginya dengan usaha keras serta berserah diri kepada Allah SWT.
Apabila seorang hanya bersikap optimis tanpa diikuti oleh tindakan yang faktual dan kerja keras tujuan yang diinginkan tak akan tercapai, setelah bersikap optimis dan bekerja keras haruslah kita tetap berserah diri kepada Allah SWT, lantaran hanya ditangan Allah lah yang akan menetukan hasil kerja keras kita.
Dengan bersikap optimis dalam mengahadapi kasus kehidupan akan mengakibatkan seorang muslim lebih bersikap bahagia, lantaran sanggup mencapai apa yang telah dicita-citakan baik impian dunia atau akherat.
Selain hal itu berdasarkan pakar yang telah melaksanakan riset menyatakan gotong royong orang yang bersikap optimis akan mempunyai tubuh yang sehat dan lebih panjang umur dari pada orang-orang yang bersikap pesimistis.
Para peneliti juga memperhatikan bahwa orang yang optimistis lebih sanggup menghadapi stres dan lebih kecil kemungkinannya mengalami depresi
Optimisme ialah sebuah sikap yang akan mendorong seorang individu untuk terus berusaha pantang mengalah guna mencapai tujuan dan impian yang diinginkan, walaupun seberat apapun problematika yang dihadapi namun dengan adanya keteguhan dan sikap optimisme akan mengakibatkan seseorang sanggup menghadapinya dan mencari problem solving.
Namun dalam bersikap optimis yang berlebihan akan membawa sesorang kedalam kesombongan dan akan membawanya dalam jurang kehancuran.
Dengan demikian haruslah kita bersikap optimis dengan mengimbanginya dengan usaha keras serta berserah diri kepada Allah SWT.
Apabila seorang hanya bersikap optimis tanpa diikuti oleh tindakan yang faktual dan kerja keras tujuan yang diinginkan tak akan tercapai, setelah bersikap optimis dan bekerja keras haruslah kita tetap berserah diri kepada Allah SWT, lantaran hanya ditangan Allah lah yang akan menetukan hasil kerja keras kita.
Dengan bersikap optimis dalam mengahadapi kasus kehidupan akan mengakibatkan seorang muslim lebih bersikap bahagia, lantaran sanggup mencapai apa yang telah dicita-citakan baik impian dunia atau akherat.
Selain hal itu berdasarkan pakar yang telah melaksanakan riset menyatakan gotong royong orang yang bersikap optimis akan mempunyai tubuh yang sehat dan lebih panjang umur dari pada orang-orang yang bersikap pesimistis.
Para peneliti juga memperhatikan bahwa orang yang optimistis lebih sanggup menghadapi stres dan lebih kecil kemungkinannya mengalami depresi
Seseorang yang bersifat optimis akan tetap semangat menghadapi semua permasalahan.
Jika tidak berhasil merampungkan suatu permasalahan, maka ia akan mencoba lagi untuk kedua kalinya, jikalau gagal kedua kalinya, akan mencoba lagi untuk ketiga kali, hingga berhasil.
Sebaliknya jikalau seseorang pesimis, maka akan mengalah dan tidak mau berusaha lagi. Sifat pesimis merupakan sifat tercela yang harus dihindari oleh setiap muslim.
Sifat pesimis akan membuat seseorang berprasangka jelek kepada diri sendiri dan kepada Allah Swt.
Salah satu ciri orang yang optimis ialah ia mempunyai harapan yang baik pada dikala sebelum melaksanakan suatu pekerjaan.
Melakukannya dengan sepenuh hati dan perasaan senang serta Pada dikala melaksanakan suatu pekerjaan.
Orang yang optimis mensyukuri keberhasilannya dan mengevaluasi kekurangannya, setelah selesai melaksanakan suatu pekerjaan.
Ciri lain dari orang yang optimis ialah melihat segala sesuatu sebagai sebuah kesempatan, peluang, dan kemungkinan.
Sebaliknya orang yang pesimis melihat segala sesuatu sebagai kegagalan dan ketidakmungkinan. Orang yang optimis biasanya ditandai dengan wajah yang berseri-seri dan gampang untuk tersenyum.
Jika tidak berhasil merampungkan suatu permasalahan, maka ia akan mencoba lagi untuk kedua kalinya, jikalau gagal kedua kalinya, akan mencoba lagi untuk ketiga kali, hingga berhasil.
Sebaliknya jikalau seseorang pesimis, maka akan mengalah dan tidak mau berusaha lagi. Sifat pesimis merupakan sifat tercela yang harus dihindari oleh setiap muslim.
Sifat pesimis akan membuat seseorang berprasangka jelek kepada diri sendiri dan kepada Allah Swt.
Salah satu ciri orang yang optimis ialah ia mempunyai harapan yang baik pada dikala sebelum melaksanakan suatu pekerjaan.
Melakukannya dengan sepenuh hati dan perasaan senang serta Pada dikala melaksanakan suatu pekerjaan.
Orang yang optimis mensyukuri keberhasilannya dan mengevaluasi kekurangannya, setelah selesai melaksanakan suatu pekerjaan.
Ciri lain dari orang yang optimis ialah melihat segala sesuatu sebagai sebuah kesempatan, peluang, dan kemungkinan.
Sebaliknya orang yang pesimis melihat segala sesuatu sebagai kegagalan dan ketidakmungkinan. Orang yang optimis biasanya ditandai dengan wajah yang berseri-seri dan gampang untuk tersenyum.
Allah SWT memang menghadirkan bermacam-macam kejadian biar insan bisa mengambil nasihat dan pelajaran yang terkandung dalam setiap kejadian biar tingkat keimanan seseorang semakin bertambah.
Tentunya hal ini akan terwujud bila insan mempunyai benih kepercayaan akan kemudahan, kekuatan dan pertolongan Allah SWT sebagai pengatur setiap kejadian di alam ini.
Peristiwa pengorbanan Nabi Ibrahim AS. untuk melaksanakan perintah Allah SWT menyembelih putranya tercinta Ismail ialah potret sejati seorang mu’min yang mempunyai kekuatan tawakal dan kepercayaan yang amat tinggi terhadap keputusan dan kekuatan pencipta-Nya.
Itulah harapan dari fatwa Islam biar insan yang beriman selalu bisa menempatkan possitive thinking kepada Allah SWT di dalam diri dan optimis dalam melaksanakan perintah ajaran-Nya.
Kepercayaan akan hal ini dalam pandangan Islam dikenal sebagai rasa tawakal.
Semakin kuat kepercayaan ini, maka akan mempertebal sikap tawakal, dan karenanya rasa optimis dalam diri semakin bertambah.
Optimis memang berawal dari rasa tawakal kita. Rasa optimis haruslah mengalahkan pesimis yang bisa jadi menyelinap dalam hati.
Untuk itulah jikalau ingin hidup sukses, kita harus bisa membangun rasa optimis dalam diri.
Optimis yang dihasilkan dari rasa tawakal inilah yang mengakibatkan Rasulullah SAW beserta sahabat bisa memenangkan peperangan yang tercatat dalam sejarah dunia mulai dari perang Badar hingga peperangan di masa kekhalifan Islam hingga berabad-abad lamanya.
Ada beberapa hal yang sanggup meningkatkan rasa optimisme dalam diri, antara lain sebagai berikut:
Tentunya hal ini akan terwujud bila insan mempunyai benih kepercayaan akan kemudahan, kekuatan dan pertolongan Allah SWT sebagai pengatur setiap kejadian di alam ini.
Peristiwa pengorbanan Nabi Ibrahim AS. untuk melaksanakan perintah Allah SWT menyembelih putranya tercinta Ismail ialah potret sejati seorang mu’min yang mempunyai kekuatan tawakal dan kepercayaan yang amat tinggi terhadap keputusan dan kekuatan pencipta-Nya.
Itulah harapan dari fatwa Islam biar insan yang beriman selalu bisa menempatkan possitive thinking kepada Allah SWT di dalam diri dan optimis dalam melaksanakan perintah ajaran-Nya.
Kepercayaan akan hal ini dalam pandangan Islam dikenal sebagai rasa tawakal.
Semakin kuat kepercayaan ini, maka akan mempertebal sikap tawakal, dan karenanya rasa optimis dalam diri semakin bertambah.
Optimis memang berawal dari rasa tawakal kita. Rasa optimis haruslah mengalahkan pesimis yang bisa jadi menyelinap dalam hati.
Untuk itulah jikalau ingin hidup sukses, kita harus bisa membangun rasa optimis dalam diri.
Optimis yang dihasilkan dari rasa tawakal inilah yang mengakibatkan Rasulullah SAW beserta sahabat bisa memenangkan peperangan yang tercatat dalam sejarah dunia mulai dari perang Badar hingga peperangan di masa kekhalifan Islam hingga berabad-abad lamanya.
Ada beberapa hal yang sanggup meningkatkan rasa optimisme dalam diri, antara lain sebagai berikut:
- Temukan hal-hal positif dari pengalaman kita di masa lalu.
- Tata kembali sasaran yang hendak kita capai.
- Pecah sasaran besar menjadi target-target kecil yang segera sanggup dilihat keberhasilannya.
- Bertawakallah kepada Allah setelah melaksanakan ikhtiar.
- Ubah pandangan diri kita terhadap kegagalan.
- Yakinkan kepada diri kita bahwa Allah SWT akan selalu menolong dan memberi jalan keluar.
Optimis juga mempunyai berbaai manfaat bagi diri kita.
Optimisme sangat dibutuhkan dalam kehidupan kita sehari-hari guna mancapai sebuah kesuksesan dan keberhasilan dalam hidup di dunia dan di akhirat.
Dengan adanya sikap optimistis dalam diri setiap Muslim, kinerja untuk bersedekah akan meningkat dan kasus yang dihadapi sanggup diselesaikan dengan baik.
Doa, ikhtiar, dan tawakal harus senantiasa mengiringi, kerena hanya dengan kekuasaan-Nya apa yang kita harapkan sanggup terwujud. Selain itu, optimism juga dapat besar lengan berkuasa pada kesehatan.
Para ilmuwan telah membuat kesimpulan atas riset selama puluhan tahun wacana manfaat berpikir positif dan optimisme bagi kesehatan.
Hasil riset memperlihatkan bahwa seorang optimis lebih sehat dan lebih panjang umur dibanding orang lain apalagi dibanding dengan orang pesimis.
Para peneliti juga memperhatikan bahwa orang yang optimistis lebih sanggup menghadapi stres dan lebih kecil kemungkinannya mengalami depresi.
Berikut ini beberapa manfaat bersikap optimis dan sering berpikir positif.
Optimisme sangat dibutuhkan dalam kehidupan kita sehari-hari guna mancapai sebuah kesuksesan dan keberhasilan dalam hidup di dunia dan di akhirat.
Dengan adanya sikap optimistis dalam diri setiap Muslim, kinerja untuk bersedekah akan meningkat dan kasus yang dihadapi sanggup diselesaikan dengan baik.
Doa, ikhtiar, dan tawakal harus senantiasa mengiringi, kerena hanya dengan kekuasaan-Nya apa yang kita harapkan sanggup terwujud. Selain itu, optimism juga dapat besar lengan berkuasa pada kesehatan.
Para ilmuwan telah membuat kesimpulan atas riset selama puluhan tahun wacana manfaat berpikir positif dan optimisme bagi kesehatan.
Hasil riset memperlihatkan bahwa seorang optimis lebih sehat dan lebih panjang umur dibanding orang lain apalagi dibanding dengan orang pesimis.
Para peneliti juga memperhatikan bahwa orang yang optimistis lebih sanggup menghadapi stres dan lebih kecil kemungkinannya mengalami depresi.
Berikut ini beberapa manfaat bersikap optimis dan sering berpikir positif.
- Lebih panjang umur
- Lebih jarang mengalami depresi
- Tingkat stres yang lebih kecil
- Memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik terhadap penyakit
- Lebih baik secara fisik dan mental
- Mengurangi risiko terkena penyakit jantung
Ikhtiar ialah berusaha bersungguh - sungguh untuk mencapai harapan, keinginan, atau cita-cita. Ketika seseorang menginginkan esuatu maka ia harus mau berusaha atau berupaya untuk meraihnya.
Contoh-contoh ikhtiar ialah sebagai berikut :
Usaha-usaha tersebut merupakan pecahan penting yang harus dilakukan oleh manusia. Dengan demikian tidak dibenarkan orang yang mempunyai keinginan itu hanya berdiam diri tanpa ada upaya sama sekali.
Selanjutnya usaha tersebut diikuti dengan doa, memohon kepada Allah Swt. biar keinginan tersebut sanggup terwujud.
Ikhtiar bukan hanya usaha, atau semata-mata upaya untuk merampungkan kasus yang tengah membelit. Ikhtiar ialah konsep Islam dalam cara berpikir dan mengatasi permasalahan.
Dalam ikhtiar terkandung pesan taqwa, yakni bagaimana kita merampungkan kasus dengan mempertimbangkan apa yang baik berdasarkan Islam, dan kemudian menjadikannya sebagai pilihan apapun konsekuensinya, dan meskipun tidak terkenal atau terasa berat.
Contoh-contoh ikhtiar ialah sebagai berikut :
- Orang yang ingin pintar harus berusaha dengan rajin belajar.
- Orang yang ingin hidup berkecukupan harus berusaha dengan rajin bekerja.
- Orang yang ingin mempunyai tabungan harus berusaha hidup hemat.
Usaha-usaha tersebut merupakan pecahan penting yang harus dilakukan oleh manusia. Dengan demikian tidak dibenarkan orang yang mempunyai keinginan itu hanya berdiam diri tanpa ada upaya sama sekali.
Selanjutnya usaha tersebut diikuti dengan doa, memohon kepada Allah Swt. biar keinginan tersebut sanggup terwujud.
Ikhtiar bukan hanya usaha, atau semata-mata upaya untuk merampungkan kasus yang tengah membelit. Ikhtiar ialah konsep Islam dalam cara berpikir dan mengatasi permasalahan.
Dalam ikhtiar terkandung pesan taqwa, yakni bagaimana kita merampungkan kasus dengan mempertimbangkan apa yang baik berdasarkan Islam, dan kemudian menjadikannya sebagai pilihan apapun konsekuensinya, dan meskipun tidak terkenal atau terasa berat.
Sebagai muslim kita harus mengenali bentuk-bentuk sikap ikhtiar, biar kelak sanggup mengamalkannya dalam kehidupan sehari-sehari,
Adapun bentuk-bentuk sikap ikhtiar yang harus diamalkan dalam kehidupan insan adalah:
a. Mau bekerja keras dalam mencapai harapan dan cita-cita.
b. Selalu bersemangat dalam menghadapi kehidupan.
c. Tidak gampang mengalah dan putus asa.
d. Disiplin dan penuh tanggung jawab.
e. Giat bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup.
f. Rajin berlatih dan mencar ilmu untuk meraih yang diinginkan dan dicita-citakan.
Sebab itu, setiap muslim wajib membiasakan diri berikhtiar. Sikap sikap ikhtiar akan memperlihatkan kemampuan dalam menghadapi semua godaan dan tantangan dengan kerja keras. Untuk itu, dalam ikhtiar harus selalu memperhatikan hal –hal sebagai berikut:
a. Secara konsisten mempertebal iman kepada Allah SWT.
b. Melawan sikap malas dalam bentuk apapun.
c. Tidak gampang mengalah dan putus asa.
d. Berdo’a kepada Allah biar diberi kekuatan untuk selalu berikhtiar.
e. Rajin dan bersemangat dalam melaksanakan setiap usaha.
f. Tekun dalam melaksanakan tugas, dan cerdas memanfaatkan waktu.
g. Memilik tekad, semangat dan upaya yang kuat dalam memajukan setiap ikhtiar.
Adapun bentuk-bentuk sikap ikhtiar yang harus diamalkan dalam kehidupan insan adalah:
a. Mau bekerja keras dalam mencapai harapan dan cita-cita.
b. Selalu bersemangat dalam menghadapi kehidupan.
c. Tidak gampang mengalah dan putus asa.
d. Disiplin dan penuh tanggung jawab.
e. Giat bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup.
f. Rajin berlatih dan mencar ilmu untuk meraih yang diinginkan dan dicita-citakan.
Sebab itu, setiap muslim wajib membiasakan diri berikhtiar. Sikap sikap ikhtiar akan memperlihatkan kemampuan dalam menghadapi semua godaan dan tantangan dengan kerja keras. Untuk itu, dalam ikhtiar harus selalu memperhatikan hal –hal sebagai berikut:
a. Secara konsisten mempertebal iman kepada Allah SWT.
b. Melawan sikap malas dalam bentuk apapun.
c. Tidak gampang mengalah dan putus asa.
d. Berdo’a kepada Allah biar diberi kekuatan untuk selalu berikhtiar.
e. Rajin dan bersemangat dalam melaksanakan setiap usaha.
f. Tekun dalam melaksanakan tugas, dan cerdas memanfaatkan waktu.
g. Memilik tekad, semangat dan upaya yang kuat dalam memajukan setiap ikhtiar.
Ikhtiar sendiri berarti syarat untuk mencapai maksud atau daya upaya atau sering kita sebut berusaha.
Cara menumbuhkan semangat ini dengan niatan dari awal untuk berusaha jadi lebih baik.
Dengan adanya niat, kita akan bertekad dan berusaha sebaik mungkin untuk mencapai suatu hal yang kita inginkan.
Maka kunci dari ikhtiar ialah niatan dalam diri kita yang harus dimatangkan terlebih dahulu.
Cara menumbuhkan semangat ini dengan niatan dari awal untuk berusaha jadi lebih baik.
Dengan adanya niat, kita akan bertekad dan berusaha sebaik mungkin untuk mencapai suatu hal yang kita inginkan.
Maka kunci dari ikhtiar ialah niatan dalam diri kita yang harus dimatangkan terlebih dahulu.
Seorang muslim yang senantiasa berikhtiar akan mempunyai efek positif, di antaranya sebagai berikut :
- Merasakan kepuasan bathin, dikarenakan telah berusaha dengan sekuat tenaga dan kemampuanya yang di miliki.
- Terhormat di hadapan allah dan sesama manusia.
- Dapat berhemat lantaran mencicipi susahnya bekerja.
- Tidak gampang berputus asa.
- Menghargai jerih payahnya dan jerih payah orang lain.
- Tidak menggantungkan orang lain dalam hidupnya.
- Menyelamatkan akidahnya, lantaran tidak ( bebas ) bertawakal kepada makhluk.
Tawakal atau tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akhir dari suatu keadaan.
Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, "Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa tragedi disertai jiwa yang hening dan hati yang tenteram.
Menurut Abu Zakaria Ansari, tawakkal ialah "keteguhan hati dalam menyerahkan urusan kepada orang lain".
Sifat yang demikian itu terjadi sehabis timbul rasa percaya kepada orang yang diserahi urusan tadi.
Artinya, ia betul-betul mempunyai sifat amanah (tepercaya) terhadap apa yang diamanatkan dan ia sanggup memperlihatkan rasa kondusif terhadap orang yang memperlihatkan amanat tersebut.
Tawakkal ialah suatu sikap mental seorang yang merupakan hasil dari keyakinannya yang bundar kepada Allah, lantaran di dalam tauhid ia diajari biar meyakini bahwa hanya Allah yang membuat segala-galanya, pengetahuanNya Maha Luas, Dia yang menguasai dan mengatur alam semesta ini.
Keyakinan inilah yang mendorongnya untuk menyerahkan segala persoalannya kepada Allah.
Hatinya hening dan tenteram serta tidak ada rasa curiga, lantaran Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana.
Sementara orang, ada yang salah paham dalam melaksanakan tawakkal. Dia enggan berusaha dan bekerja, tetapi hanya menunggu.
Orang semacam ini mempunyai pemikiran, tidak perlu belajar, jikalau Allah menghendaki pintar tentu menjadi orang pandai. Atau tidak perlu bekerja, jikalau Allah menghendaki menjadi orang kaya tentulah kaya, dan seterusnya.
Semua itu sama saja dengan seorang yang sedang lapar perutnya, seklipun ada aneka macam makanan, tetapi ia berpikir bahwa jikalau Allah menghendaki ia kenyang, tentulah kenyang. Jika pendapat ini dpegang teguh pasti akan menyengsarakan diri sendiri.
Menurut fatwa Islam, tawakkal itu ialah referensi terakhir dalam suatu usaha atau perjuangan.
Kaprikornus arti tawakkal yang sebenarnya -- berdasarkan fatwa Islam -- ialah mengalah diri kepada Allah swt setelah berusaha keras dalam berikhtiar dan bekerja sesuai dengan kemampuan dalam mengikuti sunnah Allah yang Dia tetapkan.
Misalnya, seseorang yang meletakkan sepeda di muka rumah, setelah dikunci rapat, barulah ia bertawakkal.
Pada zaman Rasulullah saw ada seorang sahabat yang meninggalkan untanya tanpa diikat lebih dahulu.
Ketika ditanya, mengapa tidak diikat, ia menjawab, "Saya telah benar-benar bertawakkal kepada Allah". Nabi saw yang tidak membenarkan jawaban tersebut berkata, "Ikatlah dan setelah itu bolehlah engkau bertawakkal."
Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, "Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa tragedi disertai jiwa yang hening dan hati yang tenteram.
Menurut Abu Zakaria Ansari, tawakkal ialah "keteguhan hati dalam menyerahkan urusan kepada orang lain".
Sifat yang demikian itu terjadi sehabis timbul rasa percaya kepada orang yang diserahi urusan tadi.
Artinya, ia betul-betul mempunyai sifat amanah (tepercaya) terhadap apa yang diamanatkan dan ia sanggup memperlihatkan rasa kondusif terhadap orang yang memperlihatkan amanat tersebut.
Tawakkal ialah suatu sikap mental seorang yang merupakan hasil dari keyakinannya yang bundar kepada Allah, lantaran di dalam tauhid ia diajari biar meyakini bahwa hanya Allah yang membuat segala-galanya, pengetahuanNya Maha Luas, Dia yang menguasai dan mengatur alam semesta ini.
Keyakinan inilah yang mendorongnya untuk menyerahkan segala persoalannya kepada Allah.
Hatinya hening dan tenteram serta tidak ada rasa curiga, lantaran Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana.
Sementara orang, ada yang salah paham dalam melaksanakan tawakkal. Dia enggan berusaha dan bekerja, tetapi hanya menunggu.
Orang semacam ini mempunyai pemikiran, tidak perlu belajar, jikalau Allah menghendaki pintar tentu menjadi orang pandai. Atau tidak perlu bekerja, jikalau Allah menghendaki menjadi orang kaya tentulah kaya, dan seterusnya.
Semua itu sama saja dengan seorang yang sedang lapar perutnya, seklipun ada aneka macam makanan, tetapi ia berpikir bahwa jikalau Allah menghendaki ia kenyang, tentulah kenyang. Jika pendapat ini dpegang teguh pasti akan menyengsarakan diri sendiri.
Menurut fatwa Islam, tawakkal itu ialah referensi terakhir dalam suatu usaha atau perjuangan.
Kaprikornus arti tawakkal yang sebenarnya -- berdasarkan fatwa Islam -- ialah mengalah diri kepada Allah swt setelah berusaha keras dalam berikhtiar dan bekerja sesuai dengan kemampuan dalam mengikuti sunnah Allah yang Dia tetapkan.
Misalnya, seseorang yang meletakkan sepeda di muka rumah, setelah dikunci rapat, barulah ia bertawakkal.
Pada zaman Rasulullah saw ada seorang sahabat yang meninggalkan untanya tanpa diikat lebih dahulu.
Ketika ditanya, mengapa tidak diikat, ia menjawab, "Saya telah benar-benar bertawakkal kepada Allah". Nabi saw yang tidak membenarkan jawaban tersebut berkata, "Ikatlah dan setelah itu bolehlah engkau bertawakkal."
a. Mujahadah
Orang yang bertawakal selalu bersungguh-sungguh dalam merampungkan suatu pekerjaan .Seorang pelajar yang bertawakal akan mencar ilmu dengan sungguh-sungguh untuk sanggup merampungkan studinya dengan hasil yang baik.
Petani yang bertawakal akan bekerja dengan giat biar hasil pertaniannya sanggup menghasilkan hasil panen yang maksimal. Bagi orang yang bertawakal apa pun pekerjaannya asalkan tidak bertentangan dengan syari’at Islam akan dikerjakan dengan sungguh-sungguh.
b. Berdo’a
Segala sesuatu ada dalam genggaman Allah SWT, berdo’a ialah melambangkan betapa kecilnya kita di hadapan Allah SWT.
Orang yang tidak pernah berdo’a memperlihatkan sifat takabur, padahal segala usaha yang kita lakukan jikalau Allah tidak mengizinkan tidak akan pernah terjadi.Berdo’a diperintahkan oleh Allah SWT, menyerupai dalam firman-Nya :
“ Berdo’alah kalian pasti akan Aku kabulkan “
c. Bersyukur
Mensyukuri segala apa yang diperoleh tanpa melihat besar kecilnya sesuatu yang diperoleh merupakan ciri tawakal.Dengan bersyukur pada apa yang diperoleh, kita akan selalu merasa puas, senang, dan bahagia.
Seperti dalam firman Allah :
“ Bersyukurlah kepada-Ku pasti akan saya tambah nikmatnya, tapi jikalau tidak bersyukur sesungguhnya azabku teramat pedih “
d. Sabar
Dari kesemuanya itu, apa pun takdir Allah SWT yang terjadi pada kita, baik kegagalan, penyakit, kesusahan, bencana, kekayaan, pangkat, dan sebagainya, kita harus sabar menerimanya.
Dengan kesabaran, segala apa yang menimpa pada kita, jikalau itu suatu petaka tidak akan mengakibatkan kita putus asa…, dan jikalau itu suatu kesenangan tidak akan mengakibatkan kita lupa diri.
Orang yang bertawakal selalu bersungguh-sungguh dalam merampungkan suatu pekerjaan .Seorang pelajar yang bertawakal akan mencar ilmu dengan sungguh-sungguh untuk sanggup merampungkan studinya dengan hasil yang baik.
Petani yang bertawakal akan bekerja dengan giat biar hasil pertaniannya sanggup menghasilkan hasil panen yang maksimal. Bagi orang yang bertawakal apa pun pekerjaannya asalkan tidak bertentangan dengan syari’at Islam akan dikerjakan dengan sungguh-sungguh.
b. Berdo’a
Segala sesuatu ada dalam genggaman Allah SWT, berdo’a ialah melambangkan betapa kecilnya kita di hadapan Allah SWT.
Orang yang tidak pernah berdo’a memperlihatkan sifat takabur, padahal segala usaha yang kita lakukan jikalau Allah tidak mengizinkan tidak akan pernah terjadi.Berdo’a diperintahkan oleh Allah SWT, menyerupai dalam firman-Nya :
“ Berdo’alah kalian pasti akan Aku kabulkan “
c. Bersyukur
Mensyukuri segala apa yang diperoleh tanpa melihat besar kecilnya sesuatu yang diperoleh merupakan ciri tawakal.Dengan bersyukur pada apa yang diperoleh, kita akan selalu merasa puas, senang, dan bahagia.
Seperti dalam firman Allah :
“ Bersyukurlah kepada-Ku pasti akan saya tambah nikmatnya, tapi jikalau tidak bersyukur sesungguhnya azabku teramat pedih “
d. Sabar
Dari kesemuanya itu, apa pun takdir Allah SWT yang terjadi pada kita, baik kegagalan, penyakit, kesusahan, bencana, kekayaan, pangkat, dan sebagainya, kita harus sabar menerimanya.
Dengan kesabaran, segala apa yang menimpa pada kita, jikalau itu suatu petaka tidak akan mengakibatkan kita putus asa…, dan jikalau itu suatu kesenangan tidak akan mengakibatkan kita lupa diri.
Tawakal mengandung dua hal,
Yang pertama ialah penyandaran diri kepada Alloh dan beriman bahwa Dia ialah yang mengakibatkan segala sebab, dan bahwa takdir-Nya pasti berlaku, dan Dialah yang menakdirkan segala perkara, dan Dialah yang menjaga dan menuliskannya, maha suci Dia dan maha tinggi.
Yang kedua ialah melaksanakan aneka macam sebab.
Maka bukan termasuk tawakal, jikalau meninggalkan aneka macam sebab. Akan tetapi tawakal itu ialah yang memadukan antara pelaksanaan lantaran dan penyandaran diri kepada Alloh.
Barangsiapa yang meninggalkannya, berarti ia telah menyelesihi syariat dan akal. Karena Alloh ‘azza wa jalla memerintahkan dan menganjurkan (kita) untuk melaksanakan sebab.
Dia juga memerintahkan hal itu kepada rosul-Nya, dan membuat fitroh hamba-hambaNya untuk melaksanakan sebab.
Bertawakal kepada Allah yaitu dengan menyerahkan segala usaha, daya dan upaya yang telah kita lakukan hanya kepada Allah SWT, mengikhlaskan bagaimana pun hasil dari usaha kita, itu sudah menjadi ketetapan Allah, dan meyakini sepenuh hati bahwa itulah yang terbaik yang Allah berikan untuk kita.
Yang pertama ialah penyandaran diri kepada Alloh dan beriman bahwa Dia ialah yang mengakibatkan segala sebab, dan bahwa takdir-Nya pasti berlaku, dan Dialah yang menakdirkan segala perkara, dan Dialah yang menjaga dan menuliskannya, maha suci Dia dan maha tinggi.
Yang kedua ialah melaksanakan aneka macam sebab.
Maka bukan termasuk tawakal, jikalau meninggalkan aneka macam sebab. Akan tetapi tawakal itu ialah yang memadukan antara pelaksanaan lantaran dan penyandaran diri kepada Alloh.
Barangsiapa yang meninggalkannya, berarti ia telah menyelesihi syariat dan akal. Karena Alloh ‘azza wa jalla memerintahkan dan menganjurkan (kita) untuk melaksanakan sebab.
Dia juga memerintahkan hal itu kepada rosul-Nya, dan membuat fitroh hamba-hambaNya untuk melaksanakan sebab.
Bertawakal kepada Allah yaitu dengan menyerahkan segala usaha, daya dan upaya yang telah kita lakukan hanya kepada Allah SWT, mengikhlaskan bagaimana pun hasil dari usaha kita, itu sudah menjadi ketetapan Allah, dan meyakini sepenuh hati bahwa itulah yang terbaik yang Allah berikan untuk kita.
1. Dijamin Kemudahan dunia dan akhirat
Dengan berbekal sifat tawakal maka seseorang dijamin oleh Allah SWT akan selalu diberikan ke jalan fasilitas didunia dan dikhirat berapapun besarnya kesusahan yang sedang dijalaninya.
2. Praktis menyesuaikan diri dengan kasus apapun
Seseorang yang mempunyai sifat tawakal akan gampang menyesuaikan diri dengan kasus yang seberat apapun tanpa gampang menangis dan jauh dari prasangka jelek pada allah SWT hanya lantaran merasa diri tidak berharga. Sifat tawakal sanggup membuat seseorang menjadi berhati sabar dan bisa berdiri kembali dari kegagalan.
3. Tawakal sanggup mempertebal iman dan tidak gampang putus asa
Tawakal sanggup merubah sifat egois atau gampang mengalah menjadi lebih sabar dan sanggup pula mempertebal iman serta membuat seseorang ingin selalu berterimakasih ( bersyukur ) pada allah SWT atas apa yang telah diberikan selama ini. Maka dari itu sebaik baiknya orang yng beriman adalaah yang mempunyai sifat tawakal.
4. Tawakal sanggup membuat seseorang menjadi lebih mandiri
Seacara tidak eksklusif sifat tawakal sanggup mengakibatkan seseorang menjadi lebih berdikari dan cukup umur dalam merampungkan kasus dunia yang sedaang dihadapinya tanpa harus merugikan pihak manapun. Sifat tawakal sanggup mengakibatkan seseorang bisa memahami kekurangan dan kelebihan atas apa yang telah allah berikan, kondisi ini sanggup membuat seseorang menjadi lebih bisa untyk mrenghargai kekurangan orang lain.
5. Allah akan mencukupkan rejeki
Allah SWT akan mencukupkan segala kerbutuhan dan kepuasan batin bagi seseorang yang bertawakal semata mata lantaran allah setelah ia berusaha dan berikhtiar dengan hati yang higienis dan sabar. Bertawakal setelah melaksanakan ihktiar kepada allah SWT ialah sesuatu yang disukai allah SWT dan akan dimasukkan dalam golongan orang orang yang sabar dan berkecukupan dalam keadaan apapun.
Dengan berbekal sifat tawakal maka seseorang dijamin oleh Allah SWT akan selalu diberikan ke jalan fasilitas didunia dan dikhirat berapapun besarnya kesusahan yang sedang dijalaninya.
2. Praktis menyesuaikan diri dengan kasus apapun
Seseorang yang mempunyai sifat tawakal akan gampang menyesuaikan diri dengan kasus yang seberat apapun tanpa gampang menangis dan jauh dari prasangka jelek pada allah SWT hanya lantaran merasa diri tidak berharga. Sifat tawakal sanggup membuat seseorang menjadi berhati sabar dan bisa berdiri kembali dari kegagalan.
3. Tawakal sanggup mempertebal iman dan tidak gampang putus asa
Tawakal sanggup merubah sifat egois atau gampang mengalah menjadi lebih sabar dan sanggup pula mempertebal iman serta membuat seseorang ingin selalu berterimakasih ( bersyukur ) pada allah SWT atas apa yang telah diberikan selama ini. Maka dari itu sebaik baiknya orang yng beriman adalaah yang mempunyai sifat tawakal.
4. Tawakal sanggup membuat seseorang menjadi lebih mandiri
Seacara tidak eksklusif sifat tawakal sanggup mengakibatkan seseorang menjadi lebih berdikari dan cukup umur dalam merampungkan kasus dunia yang sedaang dihadapinya tanpa harus merugikan pihak manapun. Sifat tawakal sanggup mengakibatkan seseorang bisa memahami kekurangan dan kelebihan atas apa yang telah allah berikan, kondisi ini sanggup membuat seseorang menjadi lebih bisa untyk mrenghargai kekurangan orang lain.
5. Allah akan mencukupkan rejeki
Allah SWT akan mencukupkan segala kerbutuhan dan kepuasan batin bagi seseorang yang bertawakal semata mata lantaran allah setelah ia berusaha dan berikhtiar dengan hati yang higienis dan sabar. Bertawakal setelah melaksanakan ihktiar kepada allah SWT ialah sesuatu yang disukai allah SWT dan akan dimasukkan dalam golongan orang orang yang sabar dan berkecukupan dalam keadaan apapun.
Implementasi dan Pemahaman Optimis, Ikhtiar, & Tawakal dari Beberapa Ayat Alqur-an dan Hadits
Q.S. Az-zumar/39:53
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Katakanlah: 'Hai hamba-hamba-Ku, yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dalam mencari rahmat Allah), janganlah kau terputus-asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang." – (QS.39:53)
Ayat tersebut (QS.39.53) menjelaskan beberapa hal, yaitu Optimis bahwa kita dihentikan berputus asa dalam suatu hal.
Ikhtiar bahwa kita harus bersungguh-sungguh dalam mengerjakan suatu hal.
Tawakal bahwa setelah kita melaksanakan suatu hal, menyerahkan segala usaha yang telah kita lakukan kepada Allah swt. dan meyakini sepenuh hati bahwa itulah yang terbaik yang Allah berikan untuk kita.
Maknanya, Kita harus mengimbangi optimis dengan usaha keras(ikhtiar) dan berserah diri(tawakal). Q.S. An-najm/53:39-42
وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
"Dan bahawa sesungguhnya tidak ada (balasan) bagi seseorang melainkan (balasan) apa yang diusahakannya"
وَأَنَّ سَعْيَهُۥ سَوْفَ يُرَىٰ
"Dan bahawa sesungguhnya usahanya itu akan diperlihatkan (kepadanya, pada hari selesai zaman kelak)"
ثُمَّ يُجْزَىٰهُ ٱلْجَزَآءَ ٱلْأَوْفَىٰ
Kemudian usahanya itu akan dibalas dengan jawaban yang amat sempurna;
وَأَنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ ٱلْمُنتَهَىٰ
Dan bahawa sesungguhnya kepada aturan Tuhanmu lah kesudahan (segala perkara);
[An-Najm/53:39 - 42]
Ayat tersebut menjelaskan bahwa, kita harus mengerjakan suatu hal dengan berusaha (optimis, ikhtiar, dan tawakal). Karena segala usaha yang telah kita lakukan, akan dibalas dengan tepat oleh Allah swt.
Q.S. Ali-imran/3:159
‘’Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kau berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kau bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya’’. [QS. ALI IMRAN 3:159]
Ayat tersebut menjelaskan bahwa, Allah menyukai orang-orang yg bertawakal. Oleh lantaran itu kita harus selalu bertawakal ketika mengerjakan suatu hal.
Hadits terkait wacana optimis
Dari Abu Hurairah, ia berkata, ‘
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Mukmin (orang yang beriman) yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Pada diri masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang mempunyai kegunaan bagimu, mohonlah pertolongan kepada dan janganlah kau menjadi orang yang lemah. Apabila kau tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kau mengatakan; ‘Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, pasti tidak akan menjadi begini dan begitu’. Tetapi katakanlah; ‘lni sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata ‘lau’ (seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan setan.” (Hadits Riwayat Muslim dari Abu Hurairah, Shahîh Muslim, juz VIII, hal. 56, hadits no. 6945)
Dari hadis tersebut di atas, kita harus yakin, mantap, dan tidak ragu atau bimbang jikalau memunyai keinginan yang kuat untuk melaksanakan segala impian yang sesuai dengan jalan-Nya.
Allah tidak menyukai orang-orang yang berputus asa atau lemah lantaran sikap demikian membuka pintu bujuk rayu setan.
Akan tetapi, (sikap) optimistis tanpa perghitungan dan pertimbangan yang tepat juga merupakan sesuatu kekonyolan (tidak dibenarkan) yang sanggup dibenci Allah.
Sikap pesimistis merupakan halangan utama bagi seseorang untuk mendapatkan tantangan. Orang yang pesimistis pasti selalu merasa hidupnya penuh dengan kesulitan.
Ia selalu merasa berada dalam ketidakberdayaan menghadapi masa depan. Sikap menyerupai ini sangat dibenci oleh Islam.
Berperilaku Optimis
Berperilaku optimis sangatlah penting.Tetapi, kita harus mengimbangi sikap optimis dengan ikhtiar dan tawakal. Contoh sikap optimis :
Berperilaku Ikhtiar
Ikhtiar berarti tidak mengenal putus asa, dan yakni bahwa rahmat Allah pasti tiba setelah berikhtiar.
Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berikhtiar, dan melarang hamba-Nya untuk berputus asa. insan sebagai hamba Allah diperintahkan untuk berusaha, bukan untuk berleha-leha.
Sebab, rahmat Allah turun kepada kita melalui lantaran atau usaha yang kita lakukan. Artinya, kita jangan pernah berputus asa dalam mencari rahmat dan ridha Allah swt.
Berperilaku Tawakal
Tawakal dibagi 2, yaitu tawakalul wakil dan tawakalut taslim Tawakkalul wakil, artinya tawakalnya seseorang yang hatinya merasa tenteram terhadap pinjaman Allah swt.
Tawakal menyerupai itu ialah tawakalnya orang mukmin biasa di mana seseorang akan mempercayakannya kepada Allah swt, lantaran ia telah yakin bahwa Allah swt merasa belas kasihan kepadanya.
Tawakkalut taslim, artinya tawakalnya seseorang yang telah merasa cukup menyerahkan urusannya hanya kepada Allah swt, lantaran ia yakin bahwa Allah swt telah mengetahui keadaan dirinya.
Artinya, seseorang sudah tidak lagi membutuhkan sesuatu selain hanya kepada Allah swt. Tingkatan tawakal menyerupai ini ialah tawakalnya pada nabi dan wali.
Contoh sikap tawakal :
Q.S. Az-zumar/39:53
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Katakanlah: 'Hai hamba-hamba-Ku, yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dalam mencari rahmat Allah), janganlah kau terputus-asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang." – (QS.39:53)
Ayat tersebut (QS.39.53) menjelaskan beberapa hal, yaitu Optimis bahwa kita dihentikan berputus asa dalam suatu hal.
Ikhtiar bahwa kita harus bersungguh-sungguh dalam mengerjakan suatu hal.
Tawakal bahwa setelah kita melaksanakan suatu hal, menyerahkan segala usaha yang telah kita lakukan kepada Allah swt. dan meyakini sepenuh hati bahwa itulah yang terbaik yang Allah berikan untuk kita.
Maknanya, Kita harus mengimbangi optimis dengan usaha keras(ikhtiar) dan berserah diri(tawakal). Q.S. An-najm/53:39-42
وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
"Dan bahawa sesungguhnya tidak ada (balasan) bagi seseorang melainkan (balasan) apa yang diusahakannya"
وَأَنَّ سَعْيَهُۥ سَوْفَ يُرَىٰ
"Dan bahawa sesungguhnya usahanya itu akan diperlihatkan (kepadanya, pada hari selesai zaman kelak)"
ثُمَّ يُجْزَىٰهُ ٱلْجَزَآءَ ٱلْأَوْفَىٰ
Kemudian usahanya itu akan dibalas dengan jawaban yang amat sempurna;
وَأَنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ ٱلْمُنتَهَىٰ
Dan bahawa sesungguhnya kepada aturan Tuhanmu lah kesudahan (segala perkara);
[An-Najm/53:39 - 42]
Ayat tersebut menjelaskan bahwa, kita harus mengerjakan suatu hal dengan berusaha (optimis, ikhtiar, dan tawakal). Karena segala usaha yang telah kita lakukan, akan dibalas dengan tepat oleh Allah swt.
Q.S. Ali-imran/3:159
‘’Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kau berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kau bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya’’. [QS. ALI IMRAN 3:159]
Ayat tersebut menjelaskan bahwa, Allah menyukai orang-orang yg bertawakal. Oleh lantaran itu kita harus selalu bertawakal ketika mengerjakan suatu hal.
Hadits terkait wacana optimis
Dari Abu Hurairah, ia berkata, ‘
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Mukmin (orang yang beriman) yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Pada diri masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang mempunyai kegunaan bagimu, mohonlah pertolongan kepada dan janganlah kau menjadi orang yang lemah. Apabila kau tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kau mengatakan; ‘Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, pasti tidak akan menjadi begini dan begitu’. Tetapi katakanlah; ‘lni sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata ‘lau’ (seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan setan.” (Hadits Riwayat Muslim dari Abu Hurairah, Shahîh Muslim, juz VIII, hal. 56, hadits no. 6945)
Dari hadis tersebut di atas, kita harus yakin, mantap, dan tidak ragu atau bimbang jikalau memunyai keinginan yang kuat untuk melaksanakan segala impian yang sesuai dengan jalan-Nya.
Allah tidak menyukai orang-orang yang berputus asa atau lemah lantaran sikap demikian membuka pintu bujuk rayu setan.
Akan tetapi, (sikap) optimistis tanpa perghitungan dan pertimbangan yang tepat juga merupakan sesuatu kekonyolan (tidak dibenarkan) yang sanggup dibenci Allah.
Sikap pesimistis merupakan halangan utama bagi seseorang untuk mendapatkan tantangan. Orang yang pesimistis pasti selalu merasa hidupnya penuh dengan kesulitan.
Ia selalu merasa berada dalam ketidakberdayaan menghadapi masa depan. Sikap menyerupai ini sangat dibenci oleh Islam.
Berperilaku Optimis
Berperilaku optimis sangatlah penting.Tetapi, kita harus mengimbangi sikap optimis dengan ikhtiar dan tawakal. Contoh sikap optimis :
- Seorang siswa/siswi yang mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa gres (SPMB) ia berharap akan lulus dan diterima di akademi tinggi yang ia pilih.
- Seseorang ingin bekerja di sebuah perusahaan swasta, kalau ia berfikir optimis, tentu ia akan berusaha mengajukan lamaran dan berharap biar lamaran diterima serta sanggup bekerja di perusahaan tersebut
Berperilaku Ikhtiar
Ikhtiar berarti tidak mengenal putus asa, dan yakni bahwa rahmat Allah pasti tiba setelah berikhtiar.
Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berikhtiar, dan melarang hamba-Nya untuk berputus asa. insan sebagai hamba Allah diperintahkan untuk berusaha, bukan untuk berleha-leha.
Sebab, rahmat Allah turun kepada kita melalui lantaran atau usaha yang kita lakukan. Artinya, kita jangan pernah berputus asa dalam mencari rahmat dan ridha Allah swt.
Berperilaku Tawakal
Tawakal dibagi 2, yaitu tawakalul wakil dan tawakalut taslim Tawakkalul wakil, artinya tawakalnya seseorang yang hatinya merasa tenteram terhadap pinjaman Allah swt.
Tawakal menyerupai itu ialah tawakalnya orang mukmin biasa di mana seseorang akan mempercayakannya kepada Allah swt, lantaran ia telah yakin bahwa Allah swt merasa belas kasihan kepadanya.
Tawakkalut taslim, artinya tawakalnya seseorang yang telah merasa cukup menyerahkan urusannya hanya kepada Allah swt, lantaran ia yakin bahwa Allah swt telah mengetahui keadaan dirinya.
Artinya, seseorang sudah tidak lagi membutuhkan sesuatu selain hanya kepada Allah swt. Tingkatan tawakal menyerupai ini ialah tawakalnya pada nabi dan wali.
Contoh sikap tawakal :
- Selalu bersyukur apabila mendapatkan nikmat (keberhasilan/kesuksesan dll) dari Allah swt, dan bersabar apabila mendapatkan musibah.
- Tidak berkeluh kesah dan gelisah ketika berusaha dan beriktiar
- Selalu berusaha dan berikhtiar dengan maksimal, selanjutnya bertawakal kepada Allah swt
- Tidak gampang berputus asa dalam berusaha
- Menerima segala ketentuan Allah swt dengan rasa nrimo dan ridha.
- Berusaha memperoleh sesuatu yang sanggup memperlihatkan manfaat kepada orang lain
0 Komentar untuk "Pai Ix Potongan 1 Optimis, Ikhtiar Dan Tawakal"