Norma kesusilaan, noma kesopanan, dan norma aturan akan selaras apabila pelaksanaannya dilandasi dengan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kehidupan dalam masyarakat tidak akan berjalan secara selaras dan serasi apabila masyarakat tidak mematuhi norma-norma yang berlaku.
Manusia sebagai makhluk sosial, hidup dan berada di tengah-tengah masyarakat sekaligus menjadi warga dan anggota masyarakat yang bersangkutan.
Sudah merupakan kelaziman bahwa dalam suatu masyarakat ada norma dan aturan yang berlaku. Norma, dan aturan tersebut wajib ditaati oleh semua anggota masyarakat.
Ketaatan yaitu sikap patuh pada aturan yang berlaku. Kepatuhan harus muncul dari dorongan tanggung jawab sebagai warga negara yang baik.
Bukan disebabkan oleh adanya hukuman atau hadirnya pegawanegeri negara. Sikap taat akan muncul pertama kali dalam diri sendiri apabila sudah menjadi kebiasaan. Di mana pun berada, tentunya akan selalu menaati norma yang berlaku.
Sikap patuh terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bukan lahir lantaran keadaan terpaksa, takut dikenakan hukuman atau lantaran kehadiran pegawanegeri penegak hukum.
Kepatuhan harus muncul dari dorongan tanggung jawab kalian sebagai warga negara yang baik. Sikap patuh akan muncul pertama kali dalam diri sendiri apabila sudah menjadi kesadaran. Kesadaran diri akan arti penting, tujuan dan fungsi norma dalam kehidupan akan mendorong seseorang terbiasa untuk mematuhi norma-norma yang berlaku.
Munculnya kesadaran diri untuk patuh pada norma-norma dalam kehidupan bermasyarakat harus dibiasakan semenjak dini. Oleh lantaran itu, alangkah baiknya kalau kalian membina sikap dan budaya sebagai berikut.
a. Budaya malu, yaitu sikap aib kalau melanggar aturan. Misalnya, aib tiba terlambat hadir di sekolah.
b. Budaya tertib, yaitu membiasakan bersikap tertib di mana pun kalian berada. Misalnya, mengikuti antrian sesuai dengan nomor antrian.
c. Budaya bersih, yaitu sikap untuk berkata dan berperilaku jujur dan higienis dari tindakan-tindakan kotor. Misalnya tidak menyontek ketika ulangan atau ujian. Buatlah slogan ihwal tiga budaya di atas pada kertas karton dan tempelkan di dinding sekolah kalian. Mintalah teman-teman yang mau mengikutinya untuk menandatangani di bawah slogan tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak ditemukan sikap tidak patuh terhadap norma. Ada beberapa penyebab kesadaran terhadap kepatuhan pada norma-norma dalam kehidupan masih rendah, yaitu sebagai berikut.
a. Faktor pribadi, yaitu berkaitan atau sifat dan abjad dalam diri sendiri yang belum mempunyai kesadaran berlaku taat aturan.
b. Faktor lingkungan, yaitu imbas lingkungan kehidupan baik keluarga maupun masyarakat yang belum menunjukkan daya dukung terhadap pembentukan tabiat patuh pada aturan. Misalnya, lantaran kurangnya perhatian dari orangtua, pergaulan dengan sobat sebaya yang tingkah lakunya kurang baik, atau tinggal di lingkungan yang kurang teratur dan kumuh.
Dalam kehidupan di masyarakat, penetapan norma ada yang ditentukan oleh Ketua Adat (tokoh yang besar lengan berkuasa dalam masyarakat itu), ada pula yang ditentukan menurut komitmen bersama (konsensus), baik melalui musyawarah maupun melalui pemungutan suara.
Kenyataan menyerupai itu banyak terjadi dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam lingkup pergaulan di sekolah, organisasi, atau negara.
Suatu norma dalam masyarakat untuk menjadi aturan yang positif berlaku perlu melalui proses sosialisasi. Pertama, aturan harus diketahui oleh anggota masyarakat, melalui pemberitahuan di media massa, penyuluhan, atau penyebaran infomasi.
Selanjutnya peraturan akan diakui oleh anggota masyarakat, artinya masyarakat akan merasa mempunyai aturan tersebut dan terikat oleh aturan. Tahap selanjutnya aturan akan dihargai oleh masyarakat.
Suatu aturan akan dihargai apabila masyarakat memahami ihwal tujuan dan manfaat norma. Apabila masyarakat menyadari bahwa aturan tersebut memang diharapkan dan mempunyai manfaat bagi semua orang, maka aturan akan lebih gampang akan ditaati.
Diskusikanlah dengan sobat kalian aturan yang ada di lingkungan masyarakat kalian, apa, mengapa dan bagaimana aturan tersebut berlaku dan dipatuhi oleh masyarakat. Buatlah laporan hasil diskusi dan kumpulkan pada guru kalian
Pada ketika sekolah menciptakan aturan baru, tentunya akan diberitahukan kepada semua penerima didik. Hal itu sanggup dilakukan oleh guru ketika upacara bendera, dipajang di papan informasi, atau melalui surat edaran.
Setelah itu kalian mengakui bahwa aturan tersebut mengikat seluruh penerima bimbing dan menyepakati aturan tersebut.
Apabila aturan yang dibentuk mempunyai tujuan dan manfaat yang besar bagi diri sendiri dan orang lain, kalian akan menghargai aturan tersebut.
Pada balasannya kalian akan mentaati aturan tersebut dengan kesadaran tanpa paksaan dari orang lain. Inilah proses bagaimana aturan yang berlaku ditaati oleh semua anggota masyarakat dengan kesadaran.
Kehidupan dalam masyarakat tidak akan berjalan secara selaras dan serasi apabila masyarakat tidak mematuhi norma-norma yang berlaku.
Manusia sebagai makhluk sosial, hidup dan berada di tengah-tengah masyarakat sekaligus menjadi warga dan anggota masyarakat yang bersangkutan.
Sudah merupakan kelaziman bahwa dalam suatu masyarakat ada norma dan aturan yang berlaku. Norma, dan aturan tersebut wajib ditaati oleh semua anggota masyarakat.
Ketaatan yaitu sikap patuh pada aturan yang berlaku. Kepatuhan harus muncul dari dorongan tanggung jawab sebagai warga negara yang baik.
Bukan disebabkan oleh adanya hukuman atau hadirnya pegawanegeri negara. Sikap taat akan muncul pertama kali dalam diri sendiri apabila sudah menjadi kebiasaan. Di mana pun berada, tentunya akan selalu menaati norma yang berlaku.
Sikap patuh terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bukan lahir lantaran keadaan terpaksa, takut dikenakan hukuman atau lantaran kehadiran pegawanegeri penegak hukum.
Kepatuhan harus muncul dari dorongan tanggung jawab kalian sebagai warga negara yang baik. Sikap patuh akan muncul pertama kali dalam diri sendiri apabila sudah menjadi kesadaran. Kesadaran diri akan arti penting, tujuan dan fungsi norma dalam kehidupan akan mendorong seseorang terbiasa untuk mematuhi norma-norma yang berlaku.
Munculnya kesadaran diri untuk patuh pada norma-norma dalam kehidupan bermasyarakat harus dibiasakan semenjak dini. Oleh lantaran itu, alangkah baiknya kalau kalian membina sikap dan budaya sebagai berikut.
a. Budaya malu, yaitu sikap aib kalau melanggar aturan. Misalnya, aib tiba terlambat hadir di sekolah.
b. Budaya tertib, yaitu membiasakan bersikap tertib di mana pun kalian berada. Misalnya, mengikuti antrian sesuai dengan nomor antrian.
c. Budaya bersih, yaitu sikap untuk berkata dan berperilaku jujur dan higienis dari tindakan-tindakan kotor. Misalnya tidak menyontek ketika ulangan atau ujian. Buatlah slogan ihwal tiga budaya di atas pada kertas karton dan tempelkan di dinding sekolah kalian. Mintalah teman-teman yang mau mengikutinya untuk menandatangani di bawah slogan tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak ditemukan sikap tidak patuh terhadap norma. Ada beberapa penyebab kesadaran terhadap kepatuhan pada norma-norma dalam kehidupan masih rendah, yaitu sebagai berikut.
a. Faktor pribadi, yaitu berkaitan atau sifat dan abjad dalam diri sendiri yang belum mempunyai kesadaran berlaku taat aturan.
b. Faktor lingkungan, yaitu imbas lingkungan kehidupan baik keluarga maupun masyarakat yang belum menunjukkan daya dukung terhadap pembentukan tabiat patuh pada aturan. Misalnya, lantaran kurangnya perhatian dari orangtua, pergaulan dengan sobat sebaya yang tingkah lakunya kurang baik, atau tinggal di lingkungan yang kurang teratur dan kumuh.
Dalam kehidupan di masyarakat, penetapan norma ada yang ditentukan oleh Ketua Adat (tokoh yang besar lengan berkuasa dalam masyarakat itu), ada pula yang ditentukan menurut komitmen bersama (konsensus), baik melalui musyawarah maupun melalui pemungutan suara.
Kenyataan menyerupai itu banyak terjadi dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam lingkup pergaulan di sekolah, organisasi, atau negara.
Suatu norma dalam masyarakat untuk menjadi aturan yang positif berlaku perlu melalui proses sosialisasi. Pertama, aturan harus diketahui oleh anggota masyarakat, melalui pemberitahuan di media massa, penyuluhan, atau penyebaran infomasi.
Selanjutnya peraturan akan diakui oleh anggota masyarakat, artinya masyarakat akan merasa mempunyai aturan tersebut dan terikat oleh aturan. Tahap selanjutnya aturan akan dihargai oleh masyarakat.
Suatu aturan akan dihargai apabila masyarakat memahami ihwal tujuan dan manfaat norma. Apabila masyarakat menyadari bahwa aturan tersebut memang diharapkan dan mempunyai manfaat bagi semua orang, maka aturan akan lebih gampang akan ditaati.
Diskusikanlah dengan sobat kalian aturan yang ada di lingkungan masyarakat kalian, apa, mengapa dan bagaimana aturan tersebut berlaku dan dipatuhi oleh masyarakat. Buatlah laporan hasil diskusi dan kumpulkan pada guru kalian
Pada ketika sekolah menciptakan aturan baru, tentunya akan diberitahukan kepada semua penerima didik. Hal itu sanggup dilakukan oleh guru ketika upacara bendera, dipajang di papan informasi, atau melalui surat edaran.
Setelah itu kalian mengakui bahwa aturan tersebut mengikat seluruh penerima bimbing dan menyepakati aturan tersebut.
Apabila aturan yang dibentuk mempunyai tujuan dan manfaat yang besar bagi diri sendiri dan orang lain, kalian akan menghargai aturan tersebut.
Pada balasannya kalian akan mentaati aturan tersebut dengan kesadaran tanpa paksaan dari orang lain. Inilah proses bagaimana aturan yang berlaku ditaati oleh semua anggota masyarakat dengan kesadaran.
0 Komentar untuk "Sebut Dan Jelaskan Pola Sikap Sesuai Norma Yang Berlaku Di Masayarakat Indonesia!"