Perjalanan Asam Elok Pendakian Bukit Sikunir Dieng

Mimin masih belum bisa move on dengan bukit sikunir Dieng yang letaknya berada di Kab. Wonosobo. Pokoknya Dieng itu unik berada di beberapa Kabupaten, ada yang dipunyai Kab. Wonosobo, kemudian dipunyai Banjarnegara juga. Lebih banyak masuk ke wil. Banjarnegara di banding wil. Wonosobo. Tetapi letak menuju ke sana lebih akrab dari Wonosobo, nah bisa rebutan wilayah dong hhe, nggak lah sob ya.
Lihat golden sunrisenya?  harus kesini kembali nanti ya hhe

Nah, mimin kan gres pertama kali ke Dieng jadi mimin sebelum naik ke sikunir mimin waktu sore harinya sudah ngecek daerah dulu, waktu menuju ke sana alhamdulillah mimin naik motor sewaan dari penginapan bekerjsama sih jalan kaki juga bisa cuma mimin gak mau kecapekkan nanti. Sebetulnya sepanjang jalan bisa menikmati panorama alam yang indah. Melewati hamparan kebun dengan petaninya yang sedang melakukan pekerjaan kemudian melalui bangunan PLTU yang pipa-pipanya banyak sekali, kemudian mimin melalui desa tertinggi di pulau Jawa yakni desa Sembungan. Tahu nama Sembungan soalnya ada di gapura selamat datang.

Saat masuk ada loket namun sore itu tidak ada penjaganya, mungkin penjaganya sedang apa gitu bisa bertani atau bisa sedang tidur dahulu hehe antisipasi jaga loket dikala waktu shubuh. Secara yang hendak ke sikunir kan waktunya subuh. Masuk lagi ke dalam mimin menelusuri penginapan-penginapan dan perkebunan kentang lagi, dan mimin menelusuri jalan selanjutnya melalui dan mendapati telaga cebong yang mimin tahu daerah itu yakni daerah berkemah, atau camping ground di tepi telaga cebong. Suasana di sini cuek dan sepi banget tidak ada turis atau pun hadirin yang berkemah dan warung-warung stan pun tidak ada yang buka, semua pada puasa bagi yang berpuasa. Maklum lah dikala ini bulan mulia jadi sepi-sepi cuek gimana gitu hhe.

Mimin menikmati waktu di sini cuma sebentar saja dan tidak melupakan berfoto di tembok bertuliskan "Sikunir" di permulaan pendakian ke Sikunir namun tidak ada posnya kok cuma warung-warung yang tutup saja do sekitarnya. Oke hingga ketemu kembali di waktu shubuh ya bukit sikunir dan telaga cebong, daah. Mimin bertolak kembali ke penginapan di Losmen brrrrrmmm sambil menggas motor maticnya hhe.

Mimin tidak pribadi ke penginapan ternyata, sepanjang jalan menuju losmen bu Djono mimin menikmati kehangatan warganya yang ramai. Banyak pedagang kaki lima yang buka stan di pinggir jalan sepanjang daerah rekreasi Dieng. Para pembeli dari penduduk itu sendiri sedang mencari masakan pembuka di dikala buka puasa pastinya. Mereka yang berdagang yakni merek memasarkan gorengan, batagor, ayam goreng, dan kudapan yang yang lain yang maaf tidak disebutkan di sini. Tapi mimin jadinya beli masakan di alfa**** juga hadeuh. Jauh-jauh ke sini belinya tetap aja di alfa hha, bukan apa-apa, mimin beli air minum aja kok di sana dan beberapa roti saja hhe. Mimin juga beli kudapan juga di pinggir jalan.

Menelusuri sambil ngabuburit, mimin menikmati kesendirian ini bercampur baur dengan penduduk di sini. Walau mereka menyaksikan mimin seumpama menilai mimin selaku wisatawan, ya masuk akal mereka niscaya bisa membedakan mana yang warga orisinil sini dan yang bukan. Maghrib tiba mimin capcus ke penginapan, mo shalat tarawih namun tubuh pada ngilu dan lupa bawa sarung ya sudahlah ngejoprak di kasur saja itung-itung merencanakan menuju bukit sikunir di waktu shubuh.

***
Entah jam berapa, dikala tidur tetcium anyir kentut, mimin coba cium ke bawah ternyata tidak ada bau, tadinya mau mimin omelin tuh yang di bawah jangan lama-lama baunya. Eh ternyata anyir itu berasal dari langit, kok dari langit?  Iya dari kawah yang akrab anginnya menghembus ke penginapan jadi asap belerangnya masuk ke hingga ke penginapan dan membangunkan mimin yang sedang tidur pulas.

Weker berbunyi di smartphone, kring. . . Kring. . . Kring. . . Waktu sudah jam 03.00 wib Dieng. Mimin bangkit dan merencanakan pendakian, mimin keluar kamar dan ke kamar mandi luar ingin buang hajat. Beuuuuhhhh mimin terkejut dikala basuh, airnya cuek bet kolam kulkas, kayaknya air di sini pada baka mana mau orang mandi sedingin ini huhuee. Kecuali pakai air hangat gres berani mandi. Udah lah gak usah lama-lama di kamar mandi, biasa usang di KM jadi paming bentar kalo di sini. Mimin turun ke lantai 1.

"Mas mimin mau pakai motor dahulu yang mimin sewa dari kemarin" mimin basa busuk ke penjaga losmen. Penjaga losmen ngerti pribadi membuka pintu dan membiarkan mimin tuk keluar penginapan. Mimin mau puasa hari ini, jadi mimin tidak pribadi berangkat ke sikunir. Mimin beli nasi dahulu di warung sebelah, waktu mimin ke warung sebelah tidak mengecewakan usang juga secara yang punya sedang atau masih di rumahnya, yang jaga si bapaknya di dalam, baiklah mimin tunggu saja di luar.

Mimin minta nasi kucing besar kalo ada namun tetap porsinya nasi nasi kucing juga, terus telor mata sapi besar kalo ada namun tetap telornya satu kemudian satu lagi apa jadi lupa. "Berapa bu semua?" tanyaku,"25 ribu mas" jawab si Ibu. Oke saya bayar cash 25 ribu kembaliannya simpan saja ya bu. Mimin bawa pribadi bingkisan nasi ke motor. Waktu masih jam 4 kurang, mimin pribadi meluncur menuju bukit sikunir brrrrrmmm. . . .

Mimin meluncur melalui pintu telaga warna, cuma melalui aja tidak masuk hhe. Lalu melalui jalan ke kawah sikidang, ini juga tidak masuk jalan sikidang ya, kemudian melalui rumah perkampungan penduduk. Suasana shubuh ini sungguh dingin, sepi ku sendiri ingin kupecahkan saja gelas supaya ramai! Nah, setelah melalui rumah penduduk, mimin melalui perkebunan dan PLTU di sini keberanian mimin diuji. Sepi dan berada seumpama di hutan yang di jalan tidak ada kemudian lalang, mimin berfikir positif saja semua setan terbelenggu di bulan ramadhan ini. Tapi tetap bulu kuduk berdiri hiks. Yang bikin horror itu kabut, kabut menutupi persepsi sekitar, mimin cuma bisa menyaksikan jarak ke depan cuma 2-3 meter saja selebihnya tertutup kabut asap yang berdatangan melalui mimin, shubuh yang mencekam, mimin melaju dengan kecepatan yang terbatas pula sebab kabut. Mimin takut masuk jurang saja dikala kabut ada di sekeliling dan persepsi terbatas, jalan yang meliuk-liuk dan naim turun menghasilkan adrenalin meninggi. Mimin gak abis pikir apabila ke sikunir jalan kaki sendiri, dan suara-suara hewan yang tiada henti. Misal ada anjing di depan dan sedang jalan kaki waduh bisa berabe secara mimin takut ma anjing.

Segala puji Tuhan, jadinya mimin hingga juga di gapura selamat tiba di Desa Sembungan, desa tertinggi di pulau Jawa. Nah, mimin di sini nyaris saja nyelonong sebab kabut kali ya, namun si bapak penjaga loket menyetop motor mimin, "setop pakai aba-aba tangan", mimin berhenti di loket, mimin bayar 10ribu, dan diperbolehkan masuk desa sembungan. Suasana jalan yang sepi dan cuek menjadi pengalaman tersendiri bagi mimin. Lalu melalui kebun dan melalui jalan yang berkelok-kelok yang cukup untuk satu tubuh kendaraan beroda empat saja namun aspalnya mulus. Tiba di warung-warung atau pendakian sikunir.

Ternyata di sini sudah ada beberapa orang yang sudah siap mendaki ke sikunir. Ada yang dari rombongan 6 sampaumur asal Jogja, dan ada pula orang sekitar yang bertiga siap mendaki. Mimin cuma sendiri saja, ingin kupecahkan gelas supaya ramai hiks. Tidak apa lah, mimin memang mencari ketenangan di sini (padahal pengen ada teman dekat bhaha).

Danau telaga cebong shubut itu tidak nampak terlihat jelas. Dan pendakian ke bukit sikunir ini tidak kurang dan tidak lebih dari 800 meter. "Pendek ya" dalam hati bicara, namun tetap dag dig dug sebab belum tahu treknya seumpama apa, pokoknya jangan anggap remeh. Ouh iya, mimin bawa bingkisan nasi. Mimin tawarkan basa busuk saja ke kalangan Jogja, eh ternyata mereka jawab mereka tidak berpuasa, ouh begitu ya, gak ada yang nemenin donk mimin. Di sini juga ada warung yang buka cuma satu warung saja namun mimin tidak mampir ke sana sebab persediaan air sudah ada, mimin parkir saja di sini di akrab yang punya warung.

Mimin bekerjsama belum berani sendiri ke atas soalnya gelap, lah padahal sudah bawa penerangan kok mimin ini, bukan begitu mimin pengen bareng yang bareng rombongan Jogja aja, gpp mengusik mereka. Waktu naik ke atas si rombongan Jogja ngos-ngosan juga, jadinya mereka berhenti di jalan yang nanjak tersebut. Dari pada nunggu mereka, mimin pamit duluan dari mereka dan mimin mengejar-ngejar yang rombongan orang setempat tadi, jadi mimin tidak sendirian hhe secara mimin takut kesasar di jalan menuju sikunir ini. Perjalanan ke atas ini bukan tanpa persoalan lho, mimin keringat cuek lah, kayak mau muntah sebab bis makan pribadi mendaki ke atas. Mimin berharap angin dari dalam tubuh keluar supaya tidak keringat cuek lagi. Lalu sakit perut tiba-tiba yang menghasilkan pingin buang hajat, hadeuh pokoknya menyiksa bangeud dalam perjalanan ke atas itu. Tapi mimin tidak begitu saja menyerah, laki gitu. Akhirnya hingga juga di atas. Nah, rasa mules sedikit reda, namun mimin kedinginan di atas sebab keringet cuek itu, waduh aneka macam ya cobaannya, kalo ada partner mungki bisa menolong mengoleskan minyak angin dan memijat mimin hiks.

Mimin membisu sejenak dan perlahan-lahan mimin rasa mules dan rasa cuek pun sedikit hilang. Pendaki yang tadi dari Jogja jadinya hingga juga, dan beberapa menit kemudian kok banyak juga yang ke atas wah jadi rame sekali padahal mimin belum memecahkan gelas lho hhe.

Perlahan-lahan, gunung sindoro menampakkan diri waktu tersebut. Tetapi gejala matahari terbit masih diragukan. Kabut yang masih menyelimuti gunung tersebut menghasilkan matahari tertutup bahkan tidak nampak, matahari tidak dapat menembus cahayanya ke bukit sikunir, sebab tertahan oleh kabut yang ada di akrab gunung sindoro. Makara kami menikmati gunung sindoro yang mengeluarkan asapnya dari kawah. Dan kami menikmati negeri di atas awan kok, seakan-akan kami berada di atas awan, memang tidak ditemani matahari terbit. Mungkin mimin memang mesti kembali kesini di peluang lain waktu, mungkin bisa kembali ke sini dengan tidak seorang diri ya, bisa dengan teman-teman atau dengan mahkluk yang Istimewa ciee. . .  (cie sendiri huaha).

Waktu sudah agak terang, mimin tidak sadar bahwa di atas pun ada banyak kamar WC umum, namun dikala itu rasa mules mimin sudah reda jadi belum menjajal WCnya. Di bukit yang lain juga, ada tenda yang menginap di sini. Mungkin mereka berkemah disini tuk menikmati sunrise juga, ya iyalah pastinya, masa nunggu kebon hhe. Di segi lain dari atas sikunir ini, mimin menikmati bukit yang segalanya nyaris digunakan untuk kebun jadi terlihat garis-garis pematang kebun yang tertata rapi. Segala puji bagi Mu, Engkau sudah menampilkan negeri ini menjadi negeri yang indah alamnya, mimin sungguh bersyukur bisa kemari menyaksikan sebagian kecil dari keindahan-Nya.

Tips Persiapan menuju Sikunir menurut mimin.

- Persiapkan baju hangat dan Jaket, jangan lupa bawa penerangan senter atau headlamp.
- Pakai ganjal kaki yang dapat mencengkeram tanah, sebab tanah licin dan berbatu. Kalo pakai sendal capit terserah deh kalo sobat udah andal hhe. Jalan di atas tidak mengecewakan ada spot yang curam lho meskipun sebagian besar sudah di tata jalan menuju atas.
- Pantang makan yang menghasilkan sakit perut sebelum mendaki, rasa mules yang di rasakan mimin sangat-sangat menganggu.

Saat turun kembali ke bawah, mimin mendapati pasangan korea lah, yang turunnya usang beud sebab masih manja-manjaan. Sampai di parkiran mimin bayar parkir 5ribu dan siap meluncur ke destinasi lainnya.

Yang jadi gagasan saya yakni pasangan belanda yang lebih senang jalan kaki dibandingkan dengan naik motor. Dari sikunir menuju rekreasi utama yang berjarak kurang lebih 5 km mereka nikmati bersama, asyikkk. Kalo mimin mending naik sepeda saja deh, lebih sehat dan lebih minim cepat ke daerah yang dituju berikutnya, apabila ada penyewaan sepeda. Kalo jalan kaki sendiri takut ada anjing yang lewat. Kalo begal mah di sini sudah pasti tidak ada hhe.

Yang terlewatkan yaitu, mimin tidak mendapati bocah gembel bocah yang berambut gembel, pada kemana yak?  Apa lagi pada tidur, kalo ada mimin pengen foto bareng deh hhe.

Untuk ongkos ke Dieng Banjarnegara dan Wonosobo lihat saja pengalamannya di bawah ini.

Backpacker sendirian ke Dieng dikala bulan Puasa


Sumber https://namakuprince.blogspot.com

Related : Perjalanan Asam Elok Pendakian Bukit Sikunir Dieng

0 Komentar untuk "Perjalanan Asam Elok Pendakian Bukit Sikunir Dieng"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)